LSM Barapen Soroti Kinerja Kadistrik Gresela, Ini Konfirmasi Edison Sanuel

Foto dari atas, wartawan bersama kepala distrik Gresela (baju kaos biru, ke-2 dari kanan) di kediamannya, dan foto bawah dari kanan; ketua LSM Edison Suebu {jacket hitam}, Frits Monim (tengah) dan wartawan KD Hengky Yarisetouw.

 

Sentani kabupaten Jayapura, KD. Kamis 9 November 2023 lalu sorotan itu datang dari ketua Lembaga Swadaya Masyarakat {LSM} Barisan Rakyat Peduli Nusantara (BARAPEN) Provinsi Papua, Edison Suebu, SH.

Melalui sambungan telepon pimpinan lsm resmi yang beralamat di kampung Kehiran distrik Sentani kabupaten Jayapura, menyampaikan sorotannya atas kinerja kepala distrik Gresi Selatan (GRESELA), Edison F. Sanuel, S. Sos terkait kepemimpinannya sejak 2021 hingga sekarang.

Menurutnya, kadistrik Gresela yang berdomisili di kampung Ibub distrik Kemtuk Gresi itu diduga tidak becus berada di tempat tugas, diduga tidak transparan mengenai anggaran rumah tangga/operasional distrik, dan mengenai DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) distrik.

PERNYATAAN KETUA LSM BARAPEN:

“Saya dapat laporan langsung dari Kasubag. Kepegawaian distrik Gresela bernama Frits Monim. Sama-sama kami tinggal di kampung Kehiran.

Menurut informasi dan laporan yang saya terima, beliau, kepala distrik Gresela ini, tidak becus berada di tempat tugas; kantor distrik selalu tutup, tidak terbuka soal anggaran untuk honor dan operasional staf bawahannya di distrik, dan tidak transparan soal kegiatan distrik yang tertera dalam DPA distrik itu sendiri.

EDISON SUEBU, SH.

Kalau memang benar kinerjanya seperti itu seperti informasi dan laporan yang kami lsm dengar sendiri dari pak Frits Monim, sebagai ketua lsm resmi saya minta bapak Pj Bupati kabupaten Jayapura segera ganti saja kepala distrik model begini, yaitu bapak Edison Sanuel, gantikan dengan figur pejabat lainnya yang punya kemauan tinggi untuk betah berada selalu di tempat tugas”, pinta Suebu.

Dalam rangka mengonfirmasi kebenaran penyampaian ketua lsm, wartawan papua.kabardaerah.com kemudian diajak untuk berjumpa langsung dengan kasubag kepegawaian yang bersangkutan, di hari yang sama.

Kepada wartawan malam itu di kediamannya (9/11), Frits Monim pun menyampaikan unek-uneknya.

KETERANGAN PANJANG FRITS MONIM:

“Iya, di sini yang perlu saya mau sampaikan, yaitu masalah kinerja pimpinan distrik kami. Masalahnya sudah mau masuk tahun ketiga ini, kami sebagai staf tidak pernah difasilitasi oleh kepala distrik kami untuk ke tempat tugas.

Semua pegawai. Kami yang berada tinggal di Sentani, tidak pernah ada perintah dari pimpinan sampai hari ini.

Setidaknya dalam satu tahun anggaran itu, kami sebagai bawahan dari pimpinan kami ini, kami kan tunggu perintah untuk melaksanakan tugas di atas (Gresi, red). Tapi selama ini tidak pernah ada perintah, dari 2021 sampai 2013 ini.

Belum ada perintah dari pimpinan. Kelihatannya beliau jalan sendiri. Terus kami juga belum tahu pasti, anggaran dalam satu tahun ini tidak pernah ada rapat bersama, duduk bersama untuk bahas anggaran ini.

Beliau tidak transparan soal anggaran ini. Itu yang perlu kami sampaikan ke pimpinan di kabupaten, dalam hal ini ibu Sekda dan bapak Pj Bupati kabupaten Jayapura, supaya ambil kebijakan untuk bisa panggil pimpinan kami, supaya bisa kita duduk bersama untuk bahas persoalan ini.

Dalam tiga tahun kurang lebih ini bagaimana solusinya?. Karena kami pegawai ini diterlantarkan begitu saja selama tiga tahun ini.

Kantor distrik di Gresi Selatan sampai hari ini tidak ada pelayanan sudah mau masuk tahun ketiga ini. Kantor distrik tutup terus. Rumah kepala distrik dan staf ada, tapi kepala distrik jarang ada di tempat tugas.

Kecuali kalau ada perintah mendesak dari Bupati baru bisa kepala distrik naik ke distrik. Hal ini yang bikin masyarakat di kampung di distrik Gresela komplain terus ke kami tentang pelayanan distrik itu sendiri.

Juga kami para bawahan di distrik tanya terus selalu, bagaimana perintah kepala distrik, bagaimana dan seperti apa, kita bingung semua.

Sebagai Kepala Sub Bagian Kepegawaian di distrik Gresela, saya juga prihatin atas keluhan pegawai saya. Saya punya perhatian juga sama mereka.

Bicara hak-hak pegawai distrik kami, itu yang sampai sekarang belum pernah ada perhatian dari pimpinan distrik. Pegawai kadang telepon saya dan tanyakan soal hak-hak mereka, saya mau jawab apa kalau tidak pernah ada perintah dan petunjuk atau komunikasi dari kepala distrik dengan saya?. Saya bingung mau menjelaskan ke mereka.

Foto: FRITS MONIM.

Untuk honor-honor, tunjangan daerah terpencil, belum pernah direalisasi. Baik tunjangan jabatan, transportasi, tidak ada perhatian sama sekali dari kepala distrik kami.

Fasilitas juga dari pimpinan seperti kendaraan roda dua kalau boleh, diadakan untuk menunjang kelancaran aktivitas dari pegawai, juga tidak jelas dan tidak pernah kadistrik duduk bicara terbuka dengan kami bawahannya.

Kordinasi yang baik tidak pernah terjalin. Kalau menurut saya pribadi soal menilai kinerja kepala distrik Gresela Edison Sanuel, beliau sebenarnya harus diganti saja.

Harus diganti pak Edison Sanuel ini, supaya ada penyegaran di tempat di mana kami bekerja dan bertugas. Itu permintaan kami.

Anggaran operasional atau rumah tanggal distrik kami yang 1,8 Milyar saja, sampai sekarang kami tidak tahu transparansi dan akuratnya seperti apa peruntukkan serta penggunaannya itu, tidak jelas dan terbuka sampai dengan hari ini.

Nanti saya kaget setelah mendengar kalau dalam laporan pertanggungjawaban keuangan atau LPJ begitu, nama saya juga tertera di dalam seakan-akan saya sudah pernah duduk dengan pimpinan distrik untuk bahas soal kegiatan dan anggaran. Aneh memang.

Kami sudah pernah sampaikan keluhan kami atas kinerja pimpinan distrik kami ke ibu Sekda kabupaten Jayapura, untuk itu kami berharap secepatnya ada perhatian dari ibu Sekda dan juga bapak Pj Bupati kabupaten Jayapura”, ungkap Frits sangat mendambakan ada perhatian pimpinan daerah.

Menindaklanjuti keterangan Frits Monim dan ketua lsm Edison Suebu, untuk mendapat konfirmasi lanjut, wartawan kabar daerah kemudian berjumpa dengan Kepala Bagian (Kabag) Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah {Setda} kabupaten Jayapura, 10/11 (Jumat).

Di ruang kerja Kabag. Pemerintahan bernama Eroll Yohanis Daisiu, SE yang notabene mantan Kadistrik Sentani dulu, keterangan konfirmasi pun diberikan kepada awak media ini.

KETERANGAN KABAG TATA PEMERINTAHAN SETDA KABUPATEN JAYAPURA:

“Pertama saya sampaikan terimakasih kepada media, bapak Edison Sanuel adalah bawahan dari kami, memang beliau selama ini melaksanakan tugas sebagai kepala distrik, kalau aktivitas di kantor distrik kita sering dapat laporan bahwa beliau jarang juga ada di distrik.

Ya karena beliau tinggal di Kemtuk Gresi di kampung Ibub. Terus aktivitas pelayanan masyarakat di sekitar Gresi Selatan, terus Yabsi, memang pelayanannya tidak full di kantor, karena memang dari sisi jangkauan masyarakat juga jauh ke kantor distrik itu.

Sehingga pelayanan yang dilakukan kepala distrik bisa di rumah ketemu masyarakat, bisa dilakukan di jalan-jalan juga. Tapi intinya pelayanan publik yang dilakukan kepala distrik jalan dengan baik.

Terus terkait dengan laporan staf terkait dengan kinerja kepala distrik, kondisi itulah yang terjadi. Terus terkait dengan keuangan, keuangan merupakan kewenangan kepala distrik dengan kasubag keuangan.

Cuman menyangkut laporan keuangan (LPJ) yang dilihat oleh staf, langsung konfirmasi dengan kepala distrik, karena itu internal distrik. Kepala distrik sebagai pengguna anggaran yang punya kewenangan.

Sekretaris distrik, kasubag, itu semua mendengar perintah dari kepala distrik, untuk penggunaan anggaran. Terus untuk operasional, itu lebih kepada kegiatan rutin: aktivitas kantor, kalau ada perjalanan dinas ya, kepala distrik bayarlah kepada staf kalau ada kegiatan.

Untuk monitoring ke kampung-kampung, kepala distrik harus lakukan pembayaran. Kalau kepala distrik tidak lakukan pembayaran, silahkan berkordinasi dengan kepala distrik langsung, supaya beliau bisa berikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu.

Terus kita juga dari kabupaten memang sudah dari jauh hari sudah menilai kinerja kepala distrik Gresi Selatan. Memang sudah ada banyak laporan, jadi nanti ada evaluasi terhadap kepala distrik.

Foto: Eroll Yohanis Daisiu, SE.

Nah evaluasi itu nanti diambil oleh pimpinan kami, yaitu pak bupati. Kita sudah laporkan lisan maupun tertulis kepada pimpinan, bahwa kepala distrik Gresi Selatan kondisinya seperti ini.

Sudah dilaporkan dan pimpinan juga sudah tahu. Silahkan kalau media mau tindak lanjut, karena itu bagian dari informasi publik agar publik pun tahu”, terang Kabag Pem kepada wartawan.

Tidak sampai di situ saja, demi menjunjung tinggi kode etik agar pemberitaan ini menjadi benar-benar akurat dan berimbang, kru media kabar daerah berupaya menjumpai kepala distrik Gresi Selatan di rumah kediamannya di kampung Ibub distrik Kemtuk Gresi {sabtu, 11/11}.

Wartawan berfoto bersama kepala distrik Gresela di rumah kediamannya, di Ibub. Foto live KD, 11/11.

Sesampainya di rumah pribadi Edison Sanuel, orang nomor 1 di distrik Gresela itupun keluar dan bertatap muka (live) dengan jurnalis KD Papua, dan memberi keterangan konfirmasinya menanggapi keluhan Frits Monim bawahannya sendiri, yang mana sudah tersampaikan unek-uneknya itu kepada pimpinan LSM BARAPEN Papua, Edison Suebu, SH.

KONFIRMASI EDISON SANUEL KEPALA DISTRIK GRESELA KEPADA WARTAWAN:

“Yang pertama menyangkut DPA Distrik yang sebesar 1 Milyar 800 juta rupiah, itu sudah terhitung dengan Gaji Pegawai Distrik selama setahun, sedangkan DP Operasional sendiri cuma 600 juta rupiah yang kita kelola sendiri.

Dari 600 juta itu kita harus memisahkan UP sebesar 100 juta, berarti kita kelola 500 juta. Dalam 500 juta itu ada Honor Tim Pengelola, Keamanan, PKK, Pemuda dan Olah Raga, Bantuan-bantuan mungkin hari-hari besar Gereja dan Adat, dengan perjalanan dinas. Itu tertera dalam 500 juta, itu dibijaki.

UP atau Uang Persediaan itu sebesar 100 juta rupiah, dipersiapkan untuk tahun berjalan lagi. Itu yang menyangkut keuangan.

Menyangkut kinerja, satu tahun ini kita tidak bekerja dengan maksimal, karena yang pertama teman-teman banyak menuntut naik ke distrik itu biaya perjalanannya 1 juta 500 ribu.

Saya bilang itu tidak ada dalam aturan, dan kita tidak bisa bicara di Sentani, karena kantor distrik ada di Gresi Selatan, di kampung Bangai. Saya akan standby di atas. Staf dorang harus naik, dan itu kewajiban, tidak perlu tunggu perintah.

Harus naik!. Kenapa?, karena kewajibanmu ada di atas, di distrik. Harus naik baru kita bicara di kantor dan bisa perhatikan kesejahteraanmu, biaya makan minummu, kita siapkan semua, lewat dana lima ratus juta itu.

Bulan Februari lalu kita sempat kasih biaya perjalanan dinas ke staf, dan saya sampaikan untuk nanti kita rapat di distrik. Saya sendiri ke atas dan menunggu tidak ada staf yang datang.

Nah bulan Juli 2023 lalu lagi kita kasih biaya perjalanan dinas dan saya suruh naik ke distrik, harapan saya teman-teman ini dorang naik, tapi hanya sebagian saja yang naik dan sebagian tidak jadi naik ke distrik.

Yang naik itu staf-staf yang biasa, sedangkan yang pejabat tidak ada yang naik. Pak Frits Monim inikan pernah saya perintahkan untuk kordinasi masalah honorer, pegawai, tapi beliau tidak pernah kerja baik. Meskipun begitu, hubungan sebagai teman tetap jalan seperti biasa.

Mungkin masalah transparansi yang staf keluhkan, memang itu penting, tapi kita harus bicara di kantor bukan di Sentani. Urusan kantor ya mari bicara di kantor distrik, jadi harus naik ke Gresela.

Kemudian yang berikut soal pelayanan, distrik memang di Bangai, tapi jarak tempuh antara satu kampung dengan kampung yang lain, sangat jauh sekali jarak tempuhnya.

Karena faktor jangkauan yang sangat jauh, akhirnya untuk pelayanan kita lakukan secara mobile. Jadi pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan seperti biasa, bukan tidak berjalan sama sekali.

Masyarakat kalau butuh apa kita saling komunikasi dan ketemu di Gunung Merah misalnya, untuk urusan mau tanda tangan dan lainnya. Pelayanan tetap berjalan normal seperti biasa, bukan tidak jalan sama sekali seperti yang dikatakan.

Kasihan, masyarakat kalau mau datang ke kantor distrik saja jauh, dan kantor buka pun kalau masyarakat tidak datang karena jaraknya yang jauh, kan kasihan, jadi kita yang harus turun ketemu dengan masyarakat”, tutur kadistrik menjelaskan kepada wartawan.

Terkait urusan lainnya seperti anggaran, transparansi, kinerja, kegiatan dan juga kebijakan pelayanan di pemerintahan distrik Gresela, bilang Edison Sanuel, stafnya semua harus naik ke distrik agar hal unek-unek dan komplain mereka itu bisa dirapatkan bersama untuk dibicarakan di kantor distrik Gresi Selatan.

Pewarta 📢: Hengky/Orlando. Wrote, edited & posted by: Jeffry/Jack~Pemred.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *