Tak Terima Kematian Bharada Essly Wally, Kepala Suku Meliyanus Walli Minta Kapolri Lakukan Investigasi

Foto: Almarhum Bharada Essly Bradly Wally dan Kepala Suku kampung Yoboi Meliyanus Walli.

SENTANI, JAYAPURA, KABAR DAERAH. Kepala Suku Kampung Yoboi Distrik Sentani kabupaten Jayapura Papua bernama Meliyanus Walli, kepada media ini (malam tadi sekitar Pukul 11 lebih WIT), meminta diberitakan rasa ketidakpuasan atas kematian almarhum Bharada Essly Bradly Wally.

Anggota Kepolisian Daerah (POLDA) Provinsi Sulawesi Tengah {SULTENG} yang ditugaskan pada Subdit. Patroli Air~Ditpolair Korpolairud Bhaharkam Polri itu, dikabarkan meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di kota Palu {Senin, 03 Juni 2024, sekitar pukul 09 WITA}.

Sontak membuat kaget seluruh keluarga besar kampung Yoboi dan Kampung Kehiran Satu, ungkap kepala suku Meliyanus Walli bahwasanya seluruh pemuda dan warga masyarakat di 2 kampung itu sama sekali masih tidak percaya, tidak menerima dengan kematian bintara asal suku Sentani yang tiba-tiba saja itu.

Foto saat masih Tamtama: Kepala Suku Kampung Yoboi Meliyanus Walli (Purn) TNI Angkatan Darat.

“Informasi yang kami dengar di sini (Sentani, Jayapura, red), almarhum anak kami ini kronologi meninggalnya tidak jelas dan kami menduga sangat tidak wajar.

Artinya ada hal yang aneh dan menurut kami tidak masuk di akal sehat setelah mendengar cerita kronologinya seperti itu.

Almarhum dikabarkan keluar dari rumahnya di kota Palu untuk bertemu dengan teman anggota Polisi yang merupakan kaka lettingnya sendiri, meskipun isterinya sudah melarang dia untuk keluar malam itu.

Kaka lettingnya dari informasi yang kami dengar, katanya mengancam kepada almarhum Essly, bahwa kalau dia tidak datang berjumpa malam itu dengan kaka lettingnya itu, maka besoknya almarhum akan mendapat hukuman.

Yang aneh bagi kami dari informasi itu, diceritakan kronologinya bahwa malam itu setelah dia berjalan keluar dengan motornya pergi untuk bertemu dengan abang lettingnya itu, dia malah bertabarakan dengan motor teman polisinya itu sendiri di jalan raya.

Teman yang menelepon almarhum Bharada Essly untuk datang berjumpa dengan dia malam kemarin, entah karena alasan tugas atau apa, abang lettingnya ini sendirilah yang katanya bertabrakan motornya dengan motor yang dipakai almarhum.

Akibat kecelakaan itu almarhum mengalami patah tulang dan yang paling aneh dari informasi tersebut, dikabarkan bahwa almarhum anak kami ini kemaluannya hancur seperti disayat-sayat benda tajam.

Pokoknya kematian almarhum anak kami Essly Bradly Wally, sangat kami duga tidak wajar sama sekali.

Bagi kami seluruh keluarga besar dari dua kampung yang ada; Yoboi dan Kehiran Satu, penyebab kematian almarhum anak kami ini tidak disebabkan oleh lakalantas murni tetapi kami sangat menduga ada faktor penyebab lain!”, tutur Meliyanus dengan nada tidak puas.

Lagi ujar bapak kepala suku yang merupakan purnawirawan TNI Angkatan Darat itu kepada papua.kabardaerah.com, rasa keberatan, ketidakpuasan dan emosional seluruh keluarga besar di kampung Yoboi dan Kehiran 1, pada pagi subuh sebentar {4 Juni 2024} kompak akan melakukan aksi ketidakpuasan saat menjemput jenazah di Bandar Udara Sentani, kabupaten Jayapura.

“Pagi subuh ini jenazah akan tiba di Bandara Sentani, diberangkatkan dari Palu Sulawesi Tengah ke Papua.

Terus terang seluruh keluarga besar dan masyarakat saya di kampung Yoboi dan kampung Kehiran Satu sudah sepakat dan kompak, akan melakukan aksi protes atas kematian almarhum anak kami Essly.

Seluruh keluarga besar dari almarhum sangat tidak puas dan meminta bapak Kapolri, Kapolda Sulawesi Tengah dan juga Kapolda Papua agar dapat memberi atensi yang serius kepada kematian anak kami.

Kapolda Sulawesi Tengah harus bertanggung jawab atas meninggalnya anak kami!.

Jelas menurut dugaan kami baik orang tua almarhum maupun semua kami keluarga besar dari dua kampung Yoboi dan Kehiran Satu, berpulangnya almarhum Bharada Essly sekali lagi sangat kami duga sengaja sudah dibunuh oleh oknum tertentu malam itu.

Kami menduga almarhum Essly dibunuh dan kemudian sengaja diseting sedemikian, sehingga kematiannya seolah-olah diakibatkan oleh Kecelakaan Lalu Lintas Murni.

Sekali lagi atas nama orang tua dan seluruh keluarga dan masyarakat kampung Yoboi dan Kehiran Satu yang sangat berduka, merasa kehilangan, saya minta penyebab kematian Bharada Essly Bradly Wally supaya diselidiki secara mendalam dan akurat serta harus transparan.

Bapak Kapolri saya mohon perintahkan jajarannya untuk menyelidiki atau menginvestigasi faktor penyebab kematian almarhum, karena kami sama sekali sangat tidak percaya dengan kronologi kematian yang disampaikan kepada kami!”, ungkap panjang lebar kepala suku Meliyanus Walli kepada media KD perwakilan Papua.

Sayangnya media ini sama sekali tidak mengantongi nomor kontak Kapolda Sulawesi Tengah untuk dimintai konfirmasinya yang akurat, terkait kematian almarhum Bharada Essly Bradly Wally. ✍️📢: TimRedKDPapua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *