Foto: Kondisi aspal yang mengalami kerusakan, namun pasca pemberitaan media ini sudah diperbaiki kontraktor pelaksana (Boss Haji Yunus).
SORONG, PAPUA BARAT DAYA, KD. Jumat, 23 Agustus 2024 wartawan kabar daerah memperoleh konfirmasi (live), langsung di ruang kerja Pejabat Pembuat Komitmen {PPK} 2.2 Irsyad Rahman.
Di kantor Satuan Kerja alias Satker Pembangunan Jalan Nasional Wilayah II Sorong itu, pejabat pengelola kegiatan Preservasi Jalan Sorong-Makbon akhirnya memberikan keterangan (konfirmasi)nya, terkait pemberitaan media ini edisi 23/08 (Jumat) minggu lalu.
Diterangkannya, bahwasanya kondisi badan jalan yang terpantau awak media rusak dan terkelupas aspalnya itu, masih berada dalam tahapan masa pelaksanaan.
PPK yang bersangkutan pun menerangkan beberapa item mengenai kegiatan Preservasi dan juga Patching jalan trans itu, yang tertuang lengkap berikut ini, disadur langsung dari penjelasan Irsyad Rahman sendiri.
PPK 2.2.
Irsyad: “Saya klarifikasi bahwasanya itu pekerjaan masih dalam masa pelaksanaan, kita berkontrak di 29 Februari 2024, dan PHO-nya nanti di 31 Desember 2024.
Kenapa kok sebanyak itu, namanya juga paket preservasi jalan. Preservasi jalan itu namanya pemeliharaan jalan sepanjang satu tahun itu.
Kemudian segmen yang kemarin dikirim foto itu, adalah penanganan patching-patching. Kita ini penanganan efektif jalannya hanya satu kilo.
Yang rehab mayornya 800 meter, minornya 200 meter. Sisanya sepanjang itu yang lubang-lubang, itu hanya patching-patching.
Nah yang namanya pekerjaan rutin, patching-patching, itu tidak memiliki umur rencana. Itu hanya untuk supaya jalan itu fungsional saja, mengurangi jika ada lubang kita perbaiki.
Misalnya rusak, kita patching lagi. Posisinya kan retak-retak itu jalannya. Kita suruh ko bongkar sudah setengah badan jari itu. Nah mereka bongkar kan sudah patching.
Nah Om (wartawan, red) sudah tahu ada pekerjaan di Malaumkarta kan?. Itu kan hilir mudik aspal bulak-balik di situ. Yang namanya pekerjaan patching ini kekuatannya kan tidak sekuat kita bikin baru, tidak bisa menahan beban kapasitas yang lebih.
Sedangkan yang aspal inikan muatannya harus standar 10 ton. Tapi kan 10 ton dengan hanya gini, ibarat patching itu kaya kita menggelar karpetlah.
Karpet itu kalau kita injak kan bergelombang begitu kan?, kalau muatannya besar. Fungsinya patching itu menjaga supaya jalan untuk fungsional. Begitu. Kalau efektifnya hanya 1 kilo saja”, terang Rahman.
Wartawan: Tapi kan di jalan yang sama itu selalu alami kerusakan aspalnya pak?.
Irsyad: “Historinya di jalan itukan baru satu kali pekerjaan itu dibangun. Terakhir diaspal itu kan 15 tahun yang lalu. Itu belum ada kegiatan peningkatan lagi sampai sekarang. Ada rusak patching, rusak patching. Seperti itu.
Jadi, karena memang anggaran dari negara yang turun itu hanya untuk kebutuhan patching. Terutama tahun ini, dan paketnya kecil saja di bawah 9 Milyar saja. Hanya sembilan milyar saja.
Bayangkan sepanjang dari kilo 12 sampai ke kilo 31, dengan nilai segitu tapi harus menangani sepanjang 19 kilo. Kan dari kilo 13 sampai ke kilo 31.
Kan ada patching-patching, ada rehab mayor untuk 800 meter, dan rehab minornya 200 meter. Sisanya hanya patching-patching. Nah posisi yang Om lihat itu adalah posisi kerusakan yang kita bekapkan sebagai patching. Gitu.
Karena awalnya dia rusak-rusak, lalu kan misalkan ada kerusakan satu kali satu kita patching, kendaraan lalu lintas lewat lagi, berat, patchingannya itu akan membesar, karena kan merembet.
Bahkan itu jalan kan baru satu kali dibangun. Ini lagi diperbaiki jalannya, dan perlu digarisbawahi, bahwa kami dari balai hanya bayar 1 kali ke mereka (rekanan/penyedia jasa, red).
Jadi jangan sampai bilang kerja dobol. Saya bilang tidak, kita bayar cuma satu kali saja. Jadi kalau misalkan rusak lagi itu tanggung jawabnya mereka.
Nah masa pelaksanaan sampai dengan 1 tahun, ditambah lagi dengan masa pemeliharaan 6 bulan. Jadi mereka bertahan 1 setengah tahun menangani jalan sepanjang itu.
Jadi mohon dikonfirmasikan bahwa kami tidak bayar dobol. Kami hanya bayar satu kali. Misalnya gini, om saya suruh cet rumah ternyata hasilnya kurang bagus.
Saya akan bilang tolong om cet lagi, karena saya tahukan saya sudah bayar, jadi tolong dicet lagi. Dikerjakan lagi misalnya kalau catnya terkelupas, kan gitu. Saya tidak akan keluarkan uang lagi, analoginya kan gitu.
Pekerjaan patching inikan tidak memiliki umur rencana kan?, setiap tahun bisa diperbaiki lagi. Kalau dapatnya posisi lokasi yang tanahnya bagus ya, itu jalannya yang dipatching bisa bertahan sampai satu tahun lebih.
Tapi inikan barang baru jadi, truknya lewat lagi di atas padahal belum juga kuat menahan, ditambah tanah dasarnya yang mungkin kurang kuat, akhirnya begitu, patchingannya rusak lagi kembali.
Bisa dilihat sendiri contohnya kan? di jalan di kilo 14, di sana kan banyak longsoran di situ. Kemudian perbaikan aspalnya juga kita harus lihat kondisi cuacanya juga.
Contoh juga kaya gini, cuacanya awalnya cerah ni pada saat kerja di lapangan, pada saat asapalnya diangkut ke lapangan, eh tiba-tiba hujan. Akhirnya kita bilang (ke Pelaksana, red), ko tutup dulu e?, nanti kalau rusak ko perbaiki lagi.
Karena sebetulnya tak boleh kalau hujan, tapi kan posisi cuacanya kita tidak tahu. Jadi saya biasa bilang ko jangan paksakan, karena nanti tidak sesuai dengan Speck. Saya bilang begitu ke kontraktornya.
Jadi memang masih penuh tanggung jawabnya mereka untuk memperbaiki. Pagunya seperti itu, kecil sekali cuma 9 Milyar“, terang PPK 2.2 panjang lebar kepada wartawan media kabardaerah.com. ✒️🔊: Jhon. Edit & Posting: Jack/Jeffry~Pemred.