Foto dari kiri; Ketua LMA Keerom Marinus Isagi, Ketua Dewan Adat Keerom Jack Mekawa, dan Ketua LSM WGAB Papua Yerry Basri Maak.
KEEROM PAPUA, KABAR DAERAH. Ternyata isu miring yang dialamatkan kepada Kapolres Keerom dan jajarannya adalah tidak benar, yaitu bahwa institusi tersebut diduga tidak netral dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 27 November 2024 lalu.
Isu yang berkembang di masyarakat beberapa waktu lalu itu mengabarkan, diduga pimpinan Polres Keerom dan bawahannya yang bertugas melakukan Pengamanan Tempat Pemungutan Suara (PAM TPS) itu, turut berpolitik praktis dengan mendukung salah satu kandidat Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup)nya, puncaknya pada penyelenggaraan pencoblosan di sejumlah TPS tertentu.
Kabar daerah ketika turun melakukan penelusuran dan investigasi media terhadap tudingan salah satu paslon yang berkembang di masyarakat Keerom, ternyata informasi itu hanyalah hoaks yang sengaja dihembuskan dan dibangun untuk menjatuhkan nama besar Dinas Kepolisian Resor kabupaten Keerom sendiri.
Mirisnya, isu negatif yang diduga sengaja menyudutkan serta mencoreng mama baik institusi Kepolisian Resor kabupaten Keerom, termasuk pihak Penyelenggara Pemilihan, justru sudah diangkat (terpublikasikan) di media online.
Tudingan yang telah dibantah habis-habisan itu tidak hanya diperoleh dari warga masyarakat, tetapi juga datang dari beberapa tokoh penting di masyarakat adat kabupaten Keerom dan juga LSM.
Salah satunya yaitu ketua Dewan Adat Keerom Jack Mekawa. Jack dalam keterangannya menyampaikan bahwasanya isu miring yang berhembus oleh “oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab itu”, adalah “Hoax” alias “Tidak Benar”, sehingga tidak perlu ditanggapi publik dan masyarakat Keerom.
Foto: Jack Mekawa.
Lebih jelasnya berikut keterangan yang disampaikan pimpinan adat itu.
KETERANGAN DAN PERNYATAAN JACK MEKAWA KETUA DEWAN ADAT KEEROM, PAPUA
“Saya mau sampaikan bahwa isu yang disampaikan oknum yang tak bertanggung jawab itu, bahwa ada keterlibatan Money Politik ataupun keberpihakan kepada salah satu paslon, saya selaku dewan adat Keerom menyatakan bahwa isu ini adalah adalah Hoax dari sumber yang tidak jelas.
Menurut saya bahwa pemilihan Kepala Daerah atau Pillada di kabupaten Keerom, sungguh berjalan secara aman, damai dan terkendali, tanpa ada money politik tanpa ada unsur-unsur paksaan, karena kita pada prinsipnya demokrasi.
Apalagi pihak TNI POLRI dan ASN, inikan satuan independen. Baru kali ini saja oleh karena banyak kepentingan. Ada indikasi-indikasi tertentu, sehingga bisa mengatakan bahwa ada keterlibatan anggota kepolisian khususnya Resor kabupaten Keerom.
Yang mana dikatakan oleh satu media dari sumber yang tidak jelas. Sehingga dengan itu saya selaku dewan adat Keerom menegaskan bahwa kepada semua pihak yang berkewenangan dalam hal ini bahwa menyangkut isu itu, saya kutuk tegas bahwa itu tidak jelas, isu yang tidak berwibawa bahkan tidak bertanggung jawab dari sumber yang tepat.
Jadi saya sampaikan dengan tegas bahwa pemilihan di kabupaten Keerom sudah berjalan secara aman damai dan terkendali, sehingga besok hari Rabu tanggal 4 (2 hari lalu) ada pengumuman atau tahap perhitungan hasil rekapitulasi secara umum di kabupaten Keerom.
Sehingga ya…kami masyarakat Keerom dari Alangalang 5 sampai Towe hanya mengharapkan perhitungan suara dan penetapan hasil.
Kepada siapa yang dipercayakan, ya kami berterimakasih bahwa itulah Bupati Keerom. Sedangkan isu yang ada viral di media itu, saya kutuk tegas dan saya nyatakan bahwa itu bagian dari dinamika politik, bagian dari kekecewaan sehingga itu yang dikatakan. Tapi itu tidak sesuai dengan apa yang disampaikan.
Sungguh kita kesal sekali selaku ketua dewan adat, baca dan melihat isu-isu seperti ini ya…saya bilang ini isu yang tidak bertanggung jawab, dan itu adalah hoax.
Saya sampaikan sekali lagi, mau model dan cara apapun Keerom tetap aman dan damai. Keerom tidak akan goyang dengan isu-isu hoax seperti itu.
Kalaupun ada seperti itu, dewan adat Keerom akan memberikan sepenuhnya kepada kepolisian untuk menindaklanjuti kepada oknum yang bersangkutan”. Demikian pernyataan tegas ketua Dewan Adat Keerom Jack Mekawa.
Foto: Marinus Isagi.
Pernyataan berikutnya ikut disampaikan Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Kabupaten Keerom Marinus Isagi.
Marinus dalam keterangannya menegaskan bahwasanya Kapolres Keerom AKBP. Christian Aer bersama anggotanya, sangat menjaga netralitas pada pelaksanaan Pilkada di Keerom, terutama terhadap Pilkada Gubernur Papua.
KETERANGAN DAN PERNYATAAN MARINUS ISAGI KETUA LEMBAGA MASYARAKAT ADAT (LMA) KABUPATEN KEEROM, PAPUA
Ini ungkap Marinus kepada awak media.
“Kepada masyarakat OAP maupun dan non OAP yang ada di kabupaten Keerom, salam damai dan salam ketenangan~kondusifitas.
Menanggapi masalah netralitas Kepolisian Polres Keerom tentang Pilkada Gubernur, perlu saya selaku ketua lembaga masyarakat adat kabupaten Keerom yang memiliki legal standing, saya nyatakan bahwa netralitas dari pada Kapolres Keerom dan jajarannya, anak buahnya, adalah melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, dedikasi, loyalitas kepada Negara Repoblik Indonesia.
Dan masalah Kamtibmas berjalan aman dan kondusif di Keerom. Dan beliau dalam kepemimpinan sebagai Kapolres di Keerom, beliau netral dalam melaksanakan tugas yang ada, sehingga pelaksanaan Pilgub maupun pemilihan Bupati berjalan aman dan kondusif di wilayah tapal batas kabupaten Keerom.
Sehingga dalam hal ini apa yang disampaikan beberapa media tentang ketidaknetralitas adalah berita bohong dan hoax.
Justru bapak Kapolres Keerom dan jajarannya telah melaksanakan tugas kamtibmas dengan baik. Bahkan beliau dalam melaksanakan tugas ini banyak jug mengabdi untuk ketahanan pangan masyarakat Keerom, dan beliau juga melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2021 terkait kebijakan Otonomi Khusus.
Pendidikan orang asli Papua, kesehatan, masalah pemberdayaan ekonomi, jadi pak Kapolres Keerom ini dan jajarannya sangat peduli akan pembangunan di kabupaten Keerom.
Jadi hal-hal yang disampaikan di beberapa media itu adalah berita hoax dan bohong. Saya sebagai tokoh adat di wilayah Keerom saya mengamati selama ini perkembangan di wilayah tapal batas.
KAPOLRI DAN KAPOLDA PAPUA PATUT BERI REWARD KEPADA KAPOLRES KEEROM AKBP. CHRISTIAN AER DAN JAJARAN
Sambung Marinus……
Ini luar biasa bapak Kapolres dan jajarannya. Mereka ini (Polres Keerom) perlu diberi reward oleh bapak Kapolda maupun Kapolri.
Karena kita tahu, keamanan di Keerom di wilayah tapal batas ini aman selama ini dan terkendali. Tidak ada hal-hal yang menonjol di wilayah ini.
Dan berita-berita yang ada itu masyarakat tidak usah percaya. Masyarakat tetap melaksanakan aktivitasnya dan tetap berjalan sebagaimana yang ada.
Pembangunan, kamtibmas, harmonisasi kehidupan, dan pihak kepolisian hubungan kemitraan antara lembaga Agama, TNI POLRI dan Masyarakat Adat berjalan sangat harmonis sekali dan baik.
Jangan kita termakan dengan berita-berita hoax, hasutan-hasutan yang mendiskreditkan, seolah-olah kita di Keerom ini tidak aman.
Jadi netralitas Polres Keerom sangat bijak dan patut kami berikan apresiasi. Dan pengerahan anak di bawah umur, anak-anak sekolah untuk ikut pemilihan, itu adalah berita bohong besar dan abunawas” (Pembohong, red).
Senada dengan itu Ketua LSM Wadah Generasi Anak Bangsa {WGAB} Provinsi Papua Yerry Basri Maak, SH, turut memberikan pernyataannya terkait isu miring Pilkada Keerom.
Foto: Yerry Basri Maak, SH ketua LSM WGAB Papua.
Menurutnya apa yang terjadi di Keerom dan sudah dipublikasikan di beberapa media online, adalah berita hoax sehingga masyarakat harus bijak dan tidak mudah percaya begitu saja.
“Sebagai ketua lsm resmi di Papua, saya menghimbau kepada seluruh warga masyarakat di Kabupaten Keerom agar tidak mudah dan langsung percaya begitu saja, dengan informasi yang menurut kami hoax alias berita bohong.
Pelaksanaan pemilukada sudah tuntas terselenggara dengan baik aman dan damai, berkat pengamanan dari bapak Kapolres Keerom dan anggotanya.
Terkait isu atau informasi miring yang beredar di publik dan masyarakat Keerom ini, saya kira itu bagian dari dinamika politik ketika pilkada.
Dan yang namanya manusia pasti ada yang tidak ataupun bisa berbesar hati menerima kekalahannya sendiri, sehingga kembali menebarkan isu miring dan hoax untuk menghasut rakyat di Keerom, dengan harapan agar Pemilihan Suara Ulang atau PSU itu bisa dilakukan.
Mana biaya buat PSU dan lain sebagainya untuk tahapan pemilihan kembali, iya kan?.
Dan saya mau kasih tahu bahwa institusi Polres Keerom di bawah pimpinan bapak AKBP. Christian Aer dan anggotanya, telah dengan profesionalitasnya, netralitasnya, dan dedikasi yang tinggi mengawal dan mengamankan proses pencoblosan 27 November 2024 lalu sehingga berjalan dengan baik, aman, damai, lancar dan terkendali.
Harapan saya masyarakat dan publik di Keerom bahkan di Provinsi Papua, tidak termakan oleh isu bohong yang kami duga sengaja dimunculkan untuk menjelek-jelekan institusi Polres Keerom itu sendiri.
Mari kita biarkan verifikasi hasil pemilihan atau pencoblosan itu tetap berjalan aman dan lancar oleh Penyelenggara kita, sampai kepada pengesahan sert penetapan dan hasilnya diumumkan ke publik.
Siapa pun yang suaranya unggul dan menang akan dilantik selanjutnya jadi Bupati dan Wakil Bupati di kabupaten Keerom, saya pinta kita dukung bersama dan bersatu kembali untuk kemaslahatan kabupaten tapal batas ini”, ujar Yerry live kepada wartawan KD Papua siang kemarin (5/12). (*TimRedKDPapua*).