LSM WGAB Kecam Oknum² Wartawan Luar Yang Datang Bukan Untuk Membangun Papua, Tetapi Untuk Cari Kepentingan Pribadi

Foto: YERRY BASRI MAK, SH~Ketua LSM WGAB Provinsi Papua.

KOTA JAYAPURA, PAPUA, KD. Pimpinan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wadah Generasi Anak Bangsa {WGAB} Provinsi Papua Yerry Basri Mak, SH, mengecam sejumlah Oknum Wartawan dari luar Papua yang kerap datang di Tanah Papua untuk mencari kepentingan pribadi.

Pasalnya ada beberapa oknum Wartawan dari sejumlah media online di luar Tanah Papua, yang sering datang ke Jayapura bahkan ke kabupaten/kota di sejumlah provinsi di Tanah Papua, yang tujuannya tidak jelas dan bukan untuk membangun Papua tetapi diduga kuat hanya untuk mencari kepentingan pribadi semata.

“Kami sudah mengidentifikasi mereka oknum-oknum wartawan itu. Mereka sering datang atau main-main ke Jayapura dan ke beberapa kabupaten dan kota di sejumlah provinsi di Tanah Papua ini, bukan untuk mengangkat soal keberhasilan pembangunan; bagaimana giatnya pemerintah daerah membangun kesejahteraan bagi rakyatnya sendiri, tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat Papua, tentang toleransi, juga terkait masa transisi yang masih menunggu pemerintahan definitif saat ini dan lain sebagainya.

Termasuk juga bagaimana dengan kehadiran mereka oknum-oknum wartawan itu di Papua, bisa memberi sumbangsih positif terkait pelaksaan dan pengelolaan anggaran daerah yang akuntabel dan transparan serta tepat sasaran peruntukkannya, mungkin juga menyoroti soal KKN di Organisasi Perangkat Daerah bilamana ada indikasi temuan, atau paling tidak memberi masukan lewat karya-karya tulis jurnalistik dalam artikel-artikel berita mereka.

Yang kami bantah dan tidak terima kehadiran sejumlah oknum-oknum wartawan media online dari luar itu, mereka sengaja bawa dengan satu dua kasus yang mereka kantongi data-datanya, kemudian datang ke Jayapura atau ke Tanah Papua pada umumnya, dengan maksud dan tujuan tertentu untuk mencari serta menakut-nakuti pejabat daerah ataupun kontraktor tertentu, agar bisa memperoleh sejumlah uang.

Intinya ada negosiasi 86 seperti itu dari hasil konfirmasinya agar beritanya tidak naik atau tidak diekspos, kemudian ujung-ujungnya ada cuan yang oknum-oknum wartawan atau jurnalis tertentu ini mereka terima, kemudian mereka angkat kaki dari Jayapura atau dari Tanah Papua kembali ke daerah asal mereka.

Nah ini yang tidak boleh dan kami tolak kehadiran mereka, oknum-oknum wartawan tidak berpendirian itu. Jangan punya motivasi hanya untuk kepentingan memperkaya diri sendiri, tetapi menulis demi mengangkat nama baik pemerintah daerah dan juga kalangan dunia usaha dengan keberhasilannya membangun Papua, tentang kondisi kehidupan masyarakat Papua, termasuk mengangkat persoalan-persoalan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, tidak ada atau minim beritanya”, ungkap Yerry tegas.

OKNUM-OKNUM WARTAWAN/JURNALIS ITU DIDUGA SERING MAIN KE BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL (BPJN) DAN BERJUMPA PENGUSAHA TAMBANG EMAS DI JAYAPURA.

Lagi papar Yerry dengan nada meninggi kepada media ini kemarin sore saat bertatap muka di Sentani Kabupaten Jayapura (Minggu, 09/02), ia selanjutnya menyebutkan kalau ada kebiasaan beberapa oknum Wartawan tersebut yang kerap datang dan main/mengunjungi kantor Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional di area Tanah Hitam Abepura Kota Jayapura, dengan dalil bersilahturahmi dan kemudian mengharapkan ada semacam pemberian untuk menopang kegiatan liputan di Jayapura.

“Oknum-oknum wartawan ini kalau datang atau main ke Jayapura, salah satu instansi pemerintah yang tidak lazim mereka kunjungi, yaitu kantor Balai Besar Pelaksanaan Pembangunan Jalan Nasional di Tanah Hitam Abepura. Termasuk juga sejumlah OPD di Pemerintah Daerah.

Yang kami tolak dan kecam kebiasaan oknum-oknum wartawan tertentu itu jika datang di sini (Jayapura, red), yaitu membawa dengan mungkin satu dua dugaan indikasi temuan terkait proyek jalan atau jembatan, oknum-oknum wartawan ini cari Kepala Satuan Kerja atau Kasatkernya, Pejabat Pembuat Komitmen atau PPK-nya, termasuk Rekanan Balai atau Satker yang menjadi Penyedia Jasa yang menang tender dan mengerjakan pekerjaan proyek fisik tertentu itu, kemudian mengonfirmasi terkait dugaan indikasi pelanggaran yang ditemukan.

Anehnya, kadang hasil konfirmasi oknum-oknum wartawan ini tidak ataupun jarang sekali naik menjadi sebuah berita kasus untuk kita baca, sehingga publik ketahui kepiawaian mereka sebagai insan pers yang benar-benar kwalifait dan memiliki idealisme serta integritas yang tinggi, profesional, yang baik dan teruji kharakternya, dalam membongkar kasus-kasus Korupsi Kolusi dan Nepotisme itu.

Kalau sampai beritanya tidak naik, sudah otomatis kami sangat yakin sekali karena sudah ada pembahasan rahasia yang boleh dikata ada deal-deal 86-nya kan?.

Tetapi tidak hanya itu saja, yang kami heran itu oknum-oknum wartawan dan jurnalis ini sering juga kalau datang di Jayapura, pasti langsung menghubungi beberapa pengusaha tambang emas untuk alasan silahturahmi dan ujung-ujungnya pasti meminta bantuan untuk alasan akomodasi, konsumsi dan transportasi selama di Jayapura. Kadang juga oknum-oknum kulih tinta ini meminta Tiket pulang kembali ke daerahnya dan lain sebagainya.

Sebagai aktifis yang punya daerah ini, yaitu kota Jayapura ini, Tanah Tabi dan Tanah Papua ini secara umum, saya serukan dengan keras agar siapa pun Pejabat Daerah, Pejabat Kementerian di kantor Vertikal di Papua serta Kontraktor, BUMN dan BUMD, Pengusaha dan Pebisnis di Bumi Cenderawasih ini, jangan pernah dan tidak usah ladeni oknum-oknum Wartawan dan Jurnalis yang modelnya seperti itu!!!.

Jangan gentar sama mereka oknum-oknum insan pers yang punya motivasi bukan datang untuk membangun Tanah Papua, namun hanya untuk mencari dan memenuhi hasrat kepentingan pribadi mereka saja semata.

Saya serukan keras sekali lagi, jangan layani atau ladeni mereka oknum-oknum wartawan dan jurnalis seperti itu!!!”, seru ketua LSM WGAB dengan suara keras dan tegas kepada wartawan papua.kabardaerah.com. {*TimKDPapua*}.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *