KOTA JAYAPURA, PAPUA, KD. Kembali ketua LSM WGAB Provinsi Papua Yerry Basri Mak, SH menyoroti persoalan oknum-oknum Wartawan, yang tidak menetap di Tanah Papua dan memiliki identitas jelas mengenai kependudukan di Bumi Cenderawasih, namun kerap datang di Papua melakukan liputan yang hanya sebentar kemudian pulang kembali ke daerah asal mereka.
Sebutnya secara tegas kepada media papua.kabardaerah.com semalam melalui sambungan telepon (Rabu, 12/02), ada beberapa oknum Wartawan Media Online tertentu, yang sama sekali tidak memiliki status kependudukan sebagai warga menetap di Papua {KTP}, berdomisilinya di luar Tanah Papua, namun sering datang melakukan liputan di beberapa daerah kabupaten/kota di Papua.
Mereka, oknum-oknum wartawan dan jurnalis itu kata Yerry, patut dimintai kartu identitas kependudukan seperti KTP, tatkala mendatangi kantor-kantor atau instansi pemerintah di Tanah Papua, oleh para pejabat pemerintah maupun swasta, BUMN dan BUMD termasuk pengusaha, pebisnis dan kontraktor serta masyarakat Papua.
“Yang menjadi dasar saya angkat bicara, yaitu rekan-rekan kami wartawan dan jurnalis yang menetap di Papua dan setia meliput di Papua selama ini. Mereka punya status kependudukan yang jelas, dapat dibuktikan dengan KTP dan Kartu Keluarga.
Rekan-rekan insan Pers yang berdomisili tetap di Papua mereka sudah punya kontribusi dan sumbangsih yang jelas, bagi daerah ini (Papua). Mereka turut membangun Papua lewat karya-karya jurnalistiknya.
Tapi oknum-oknum wartawan dan jurnalis yang dari luar itu, apakah ada kontribusi dan sumbangsih mereka buat Papua?. Karya-karya tulis berita mereka untuk mengangkat nama baik Papua, termasuk menyoroti berita-berita kasus dugaan korupsi di Papua, mana?. Kita mau lihat.
Jangan sampai apa yang kami duga selama ini benar, yaitu bahwa oknum-oknum pekerja kulih tinta itu hanya sekedar datang di Jayapura ataupun di Kabupaten Kota di Tanah Papua, kemudian hanya membawa dengan satu dua data kasus indikasi dugaan korupsi atau mungkin ada data kesalahan ataupun penyimpangan terhadap pekerjaan-pekerjaan proyek tertentu, kemudian motivasinya diduga hanya untuk kepentingan pribadi semata untuk mendapat cuan, setelah dapat cuan dan kabur pulang kembali ke daerah asal mereka oknum-oknum insan pers itu”. Demikian cibir aktivis Pemerhati Korupsi menegaskan.
Tidak cuma itu kata ketua LSM, Yerry kepada media ini meminta agar oknum-oknum wartawan dan jurnalis itu apabila tertarik dengan kondisi di Papua supaya menetap saja di Papua, jangan lagi tinggal di luar Papua agar bisa selalu meliput dan memberitakan informasi-informasi seputar Papua.
“Kalau tertarik untuk meliput dan mengangkat berita-berita mengenai Papua, ya menetap dong di Tanah Papua.
Jangan tinggal di luar Papua, punya KTP dari daerah lain di luar Papua, kemudian hanya sekedar datang untuk cari sesuatu kepentingan di Papua, tinggal seminggu dua minggu bahkan lebih, kunjungi kabupaten/kota di Tanah Papua, tapi berita-berita yang naik cuman sedikit saja ketimbang wartawan jurnalis yang tinggal menetap dan selalu meliput di Papua ini”, pungkasnya.
SERUAN UNTUK PENGUSAHA TAMBANG
Lagi tambah Yerry, ia menyerukan kepada setiap Pengusaha Tambang Emas di Jayapura secara khusus dan di daerah lain di Tanah Papua secara umum, agar jeli dan cerdas juga dalam menanggapi setiap oknum wartawan yang hendak meminta konfirmasi terkait bisnis usaha mereka.
“Jangan karena mentang-mentang wartawan dan jurnalis, kemudian pengusaha tambang emas itu jadi merasa ketakutan dan segan sama oknum-oknum wartawan dan jurnalis yang datang dari luar Papua itu.
Kenali dulu mereka secara baik, minta kartu identitas mereka untuk membuktikan kebenaran status kependudukan atau domisili mereka.
Jangan tinggal di daerah lain dan datang cari dan ambil hasil dari negeri orang lain, kemudian bawa pulang untuk kepentingan pribadi oknum-oknum insan pers itu di daerah mereka semata, untuk kepentingan ekonomi pribadi dan keluarga mereka saja tetapi tidak memberi kontribusi nyata bagi Tanah Papua.
Seruan saya untuk para pengusaha tambang emas di Jayapura dan di Papua secara umum, sekali lagi jangan pernah ladeni atau layani oknum-oknum wartawan yang tidak pernah tinggal di Papua dengan bukti KTP yang mereka punyai, karena oknum-oknum itu sama sekali tidak memberi sumbangsih dan kontribusi bagi Tanah Papua ini!”, tutup Yerry mengakhiri pernyataan kerasnya. {{Jack~Pemred}}.