Orang Papua Di Meepago Bukan Perampas Dan Penjahat

Oleh: Goo Benediktus

Papua, Kabardaerah.com – Tingkatan Dosa yang paling Tinggi bagi Suku Mee di Meepagoo adalah Membunuh, Mencuri dan Cabul. Menurut Tradisi dan Keyakinan Nenek Moyang suku Mee di Meepagoo bahwa Orang yang Membunuh, Mencuri dan Mencabuli orang akan dikenakan “Denda” yang lebih besar atau “Hukuman Mati” bahkan mereka akan masuk di Api Neraka tanpa ampun.

Terlepas dari tradisi dan keyakinan Nenek Moyang Mee bahwa Orang mencuri karena dia tidak memiliki sesuatu dalam hidupnya sehingga selalu mencuri harta kekayaan orang lain.

Kembali ke Dogiyai, berhubung maraknya pencuri setiap malam adalah hal baru bagi Orang Dogiyai yang mana sebelumnya Orang Dogiyai mengakui bahwa mencuri adalah Dosa Kelas Tinggi. Orang Mencuri karena orang merasa diri tidak apa-apa atau miskin.

Maka, Ada hal Aneh yang terjadi di Dogiyai adalah Rombongan Pencuri itu menggunakan Mobil pada malam hari. Disaat waktu yang bersamaan juga Patroli Polisi melakukan tugasnya untuk mematroli malam tetapi sampai saat ini mereka tidak tertangkap dari petugas. Sementara Masyarakat Dogiyai belum pernah memiliki Mobil dan Masyarakat Dogiyai hidup dalam berkecukupan sehingga salah kalau orang kategorikan masyarakat adalah Pencuri.

Dengan Demikian praduga Penulis ada tiga yaitu Memvonis Masyarakat Mee, Penambahan Pasukan dan Pengalihan Isu. Ketiga hal tersebut diatas ini akan diuraikan singkat dibawah ini.

1. Memvonis Masyarakat Mee

Orang menciptakan isu “Pencuri dan Penyamun”. Dengan adanya Pencurian dan Penyamun Buatan OTK ini, Orang akan memvonis dan menjustifikasikan Orang Mee di Dogiyai adalah Para Pencuri dan Penyamun.

2. Penambahan Pasukan

Tersebarnya isu Pencuri dan Penyamun merupakan terbukanya Pintu untuk mendatangkan pasukan demi memberantas Pencuri dan Penyamun.

3. Pengalihan Isu

Tindakan Mencuri adalah tindakan yang tidak disukai oleh seluruh masyarakat maka demi menjawab kerinduan masyarakat maka Pihak Keamanan akan membersihkan para Pencuri dan Penyamun. Entah siapapun kita, kita gampang dibunuh atas nama lebel Pencuri dan Penyamun sebagai bentuk pengalihan isu. Untuk itu, Orang Besar di Dogiyai harus berhati hati keluar pada malam hari.

Akhir dari itu, sebagai Anak Adat Mee di Dogiyai mengatakan bahwa Pencuri dan Penyamun bukanlah Budaya Mee tetapi Tradisi Baru yang baru tiba di Dogiyai maka Kami sangat mengutuk Keras kepada Pencuri dan Penyamun Binaan itu. Kami juga menolak penambahan Pasukan untuk Keamanan Malam sebab di tidak ada Pencuri dan Penyamun yang ada hanyalah Pencuri dan Penyamun Binaan.

Mari Kita Ciptakan Dogiyai Aman dan Damai agar ada kebebasan hidup masyarakat. Kepuasaan Hidup Masyarakat adalah Bahagia dan Pujaan Kita.

Salam Damai Untuk Kita Semua.

Penulis adalah Ketua Solidaritas Rakyat Papua Peduli Budaya Mee di Dogiyai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *