Konfirmasi Dugaan Korupsi Di Biro Otsus Provinsi Papua, Ka. Biro : ” Saya Ini Anak Tentara “

Aryoko Rumaropen { Kabiro Otsus Provinsi Papua }.

Jayapura Papua, KD. Sikap dan reaksi dari seorang pejabat daerah bernama Aryoko Rumaropen yang adalah Kepala Biro Otonomi Kusus ( OTSUS ) – Sekretariat Daerah kantor Gubernur Provinsi Papua terhadap 2 orang wartawan, masing-masing ; 1 cru awak media dari online kabardaerah.com, dan 1 cru lagi dari media Pelopor Wiratama, sungguh tidak patut diteladani sebenarnya.

Ketika awak media ini hendak melakukan konfirmasi terkait dana bantuan Beasiswa untuk luar Negeri dan dalam Negeri, yaitu pada tahun 2015 di Biro SDM saat itu yg kini telah dilebur dan bergabung dengan Biro Otonomi Khusus, dengan nada yang tidak bersahabat, kabiro Otsus ini malah mengungkapkan hal yang di luar dugaan wartawan. Aryoko justru meminta supaya kedua wartawan yang datang meminta konfirmasinya itu secara baik-baik, agar ke kabupaten Biak Numfor untuk menelusuri kasus-kasus dugaan korupsi yang terjadi di sana. ” Mengapa kalian tidak menulis dan mengangkat Biak yang penuh dengan kasus korupsi yang merajalela disana?, mengapa kalian tidak pergi ke sana saja?. “ Seru Kabiro.

Lagi tegas Aryoko dengan nada yang memang tidak bersahabat, kepala biro ini bahkan meluapkan kekesalannya dan berkata kalau dirinya merupakan anak seorang tentara sehingga dia tak takut terhadap siapa pun.

” Saya ini anak tentara. Saya pernah mengusir tentara keluar dari ruangan saya dan saya tidak takut sama siapa -siapa. Kalau menyangkut dana beasiswa saya tidak bisa memberikan keterangan. Silahkan kalian konfirmasi ke Sekda. itu urusan beliau bukan saya. Kami ini kerja tidak main-main, kami berpikir untuk bagaimana memajukan Papua ke depan, yaitu dengan cara menyekolahkan anak-anak kami ke luar negeri dan juga di seputar ibu kota negara. Penempatan mereka pada sekolah-sekolah yang sangat berbobot dan berkualitas, jadi kami di sini kerjanya sangat serius. Kami tidak asal-asalan bekerja. “ Tegas Aryoko.

Lanjut Aryoko menutup pernyataannya yang dirasa kurang kooperatif terhadap kedua cru media, pejabat daerah Papua satu ini masih mengulang perkataannya, seakan kabiro Otsus ini memberikan tantangan agar kedua awak media yang mewawancarainya itu untuk turun dan melakukan liputan terkait sejumlah dugaan korupsi yang dilakukan di kabupaten Biak Numfor.

” Kalian harus buka mata!. Kenapa tidak angkat kasus korupsi yg merajalela di Biak?. Di sini saya tidak bisa memberikan keterangan. Kalau kalian butuh data terkait dengan dana beasiswa, silahkan ketemu langsung dengan Sekda. Saya kira begitu. “ Tutur Aryoko singkat, namun cukup membuat jantung wartawan jadi berdegap-degup.

Dimintai keterangan dari kedua wartawan tersebut, baik FN yang adalah cru media ini maupun salah seorang rekannya yang dari Pelopor berinisial AM, dengan lantang kedua pekerja kulih tinta ini menyampaikan pengalamannya. ” Ini bukan hal baru lagi sebenarnya kan? bagi kita yang jadi wartawan maupun jurnalis. Soal dibentak, diperlakukan kasar, diusir, tidak mendapat respon yang bersahabat dan kooperatif dari nara sumber yang ditemui, itu hal yang sudah biasa terjadi. Sering kita alami hal itu. Bahkan ada wartawan atau jurnalis yang kerap diancam dan dipukul. Soal ancaman bagi kita itu sudah bukan hal baru lagi.

Kalau kita hanya melakukan tugas pers dalam mencari informasi yang valid dan akurat serta pula berimbang untuk diekspos, apakah itu salah?. Kenapa harus takut?. Lalu kalau pak Aryoko selaku kepala biro itu merasa sama sekali tidak bersalah, kenapa tidak santun dan santai saja dalam memberikan konfirmasinya?.

Lalu apa hubungannya terkait perihal yang mau kami tanyakan dengan pergi ke Biak Numfor untuk mengangkat kasus korupsi di sana seperti kata pak Aryoko itu?. Kalau kami dua ini tidak bersalah, kami yakin sekali bahwa Tuhan pasti ikut membela kami. ” Urai FN sekaligus mewakili rekannya yang berbeda media. ( * JRW/WFM/HRY/M/FN, Biro Tabi * ).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *