Satu Lagi Iven Festival Anggrek Dosai Bakal Digelar Awal November 2020

Ketua Forum Moinak Bangkit kabupaten Jayapura, Josep Simon Done, S.Sit. M.Si.

 

Sentani kabupaten Jayapura, KD. Meskipun dikenal dengan daerah yang sarat akan buah-buahannya, lembah Moi yang berada di wilayah pembangunan 2 kabupaten Jayapura ini juga dipenuhi dengan tanaman hias berupa Anggrek, yang unik dan sangat menawan.

Nampak salah seorang petani anggrek di Dosai dengan tanaman hias anggreknya.

Ada 5 jenis tumbuhan anggrek berdasarkan sukunya (orchidaceae, latin) yang menjadi andalan di wilayah ini (lembah Moi) yang berada di bawah kaki gunung Cycloph.

Foto insert; tampilan beberapa jenis anggrek dari sejumlah anggrek yang akan dipromosikan.

Tumbuhan berbunga itu sendiri tumbuh dan masih banyak tersebar di hutan rimba yang berada di wilayah dataran itu.

Selain itu, menurut ketua Forum Moinak Bangkit Josep Simon Done, S.Sit. M.Si yang ditemui kemarin siang di ruang kerjanya {9/10} mengatakan, ada sekitar 33 petani anggrek produktif yang saat ini sudah siap mempromosikan anggreknya.

“Ada 5 jenis anggrek terbaik yang ada di lembah Moi, yang tidak ada di tempat lain. Dan saat ini petani anggrek kami yang sudah siap dengan tanaman hiasnya ada sekitar 33 orang,” ujar Josep.

Ketua forum dalam penjelasannya menuturkan kalau forum yang diketuainya itu sudah mendapat persetujuan resmi Dewan Adat Suku (DAS) Moi.

Ide dan prakarsa kegiatan agrowisata melalui iven festival yang akan memamerkan serta menjual tanaman hias anggrek dan tanaman hiasa lainnya, begitu pun buah-buahan, sayur-sayuran, seni budaya, datang dari Josef S, Done yang notabene kepala BPN kabupaten Jayapura bersama Masyarakat Hukum Adat Moi itu sendiri.

Di samping beberapa item tadi, festival nanti juga akan mempromosikan tempat rekreasi “Kali Dansari” dan ada pula ajang lomba Balapan Motocross. Dan kepanitiaan untuk iven istimewa perdana di Dosai kabupaten Jayapura ini sudah resmi terbentuk, kata Done.

“Pertama-tama saya jelaskan dulu tentang arti nama “MOINAK.” Moi itu menjelaskan tentang “suku Moi,” dan Nak itu maknanya “Anak.” Jadi arti forum ini yaitu Anak suku Moi yang berada di distrik Sentani Barat, mulai dari kampung Sabron sampai ke kampung Kendate itu, harus bangkit.

Bukan hanya masyarakat hukum adat suku Moi saja, tetapi semua yang sudah menjadi warga di lembah Moi ini pun menjadi bagian dalam forum yang saya ketuai ini.

Ide dan prakarsa menyelenggarakannya iven festival ini, datang dari saya selaku ketua forum. Nah, kebetulan lembah Moi ini dikenal sebagai daerah Agrowisata, kami mencoba untuk mempromosikannya melalui ajang festival, terutama itu Anggrek.

Untuk diketahui, forum kami ini pun dalam pertemuan yang digelar waktu itu, sudah mendapat persetujuan dari Dewan Adat Suku atau DAS Moi itu sendiri.

Foto: ketua forum bersama DAS Moi.

Dalam festival ini ada beberapa item yang akan dipromosikan dan dijual selain dari anggrek tersebut. Seperti; buah-buahan, karena memang lembah Moi terkenal dengan daerah buah-buahan.

Foto kombinasi; busana panitia dan kembang salah satu jenis anggrek (bawah).

Kemudian ada promosi dan juga penjualan karya seni dan budaya asli suku Moi, kami kemas juga dengan tari-tarian, ada cerita rakyat, juga ada promosi dan penjualan tanaman hias lainnya yang ada di rumah-rumah pekebun bunga tersebut (masyarakat, red), termasuk penjualan hasil kebun seperti sayuran dan lainnya.” Ungkap ketua forum.

Mengenai kesiapan festival yan sudah matang diplaningkan itu, Josep menjelaskan saat ini pihaknya sedang mempersiapkan diri untuk membawa agenda besar itu ke ketua PAI kabupaten Jayapura, termasuk ke ketua Persatuan Anggrek Indonesia {PAI} provinsi Papua.

“Saat ini kami sedang mempersiapkannya, apa saja yang berkenan dengan agenda festival ini. Akan kami sampaikan ke ketua PAI kabupaten Jayapura, termasuk ke ketua PAI provinsi Papua.

Ya kami berharap bapak Wakil Gubernur Klemen Tinal, Se. MM selaku suami dari ketua PAI provinsi Papua, yaitu ibu Wagub sendirilah yang akan membuka festival ini.

Dari aspek ekonomi berbasis kerakyatan, acara ini jelas ada manfaatnya. kami berharap acara ini bisa terselenggara dengan baik sesuai harapan, agar potensi-potensi yang ada di masyarakat itu bisa terangkat, dan hasil bumi di lembah Moi itu juga bisa dijual, dan ada dampak positif buat peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka.

Supaya lebih memeriahkan acara ini, saya juga sudah berkordinasi dengan ketua Ikatan Motor Indonesia atau IMI kabupaten Jayapura bapak Nelson Sorontouw. Beliau notabene juga adalah Wakil Ketua DPRD kabupaten Jayapura.

Kalau sirkuitnya sendiri sudah siap, dan saya sendiri sudah pernah menyelenggarakan iven kejuaraan waktu itu di Dosai. Sekitar 1000 orang yang hadir dalam iven lomba balapan Motocross yang saya buat saat itu.

Jadi semuanya sudah kami kemas. Pengunjung datang mengikuti festival dan menyaksikan sendiri keunikan tanaman anggrek kami dan juga tanaman hias lainnya, mereka pun bisa menuju sirkuit balapan untuk menonton lomba balapan dan mereka juga bisa berekreasi dan mandi-mandi di kali Dansari.” Terang Josep.

Harapan ketua forum Moinak Bangkit selaku anak adat suku Moi ini, kepada kabar daerah dirinya menjelaskan iven festival tersebut akan menjadi standar untuk iven besar yang akan digelar Oktober 2021 mendatang, yakni PON XX di Papua.

“Harapan kami, iven festival yang akan kami gelar pada tanggal 6 sampai dengan tanggal 8 November 2020 mendatang, akan menjadi standart untuk kami tampilkan dan promosikan pada iven PON XX bulan oktober tahun 2021.”

Tutup Josep sembari menambahkan lagi kalau banyak pihak yang mengusulkan agar Festival Anggrek Dosai itu dihelat selama 1 minggu, bukan cuma 3 hari saja. ~•Jeffry/Jack, R.W ~ Admin.•~

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *