Tinggi Harga Barang Di Puncak Jaya, Leky Kogoya: “Semoga Jadi Perhatian Serius Pemda Demi Kesejahteraan Masyarakatnya”

Foto: Leky Kogoya (kiri) bersama isteri.

Sentani Jayapura, Kabar Daerah. Masih melambung tinggi harga barang dari yang sewajarnya di ibu kota kabupaten Puncak Jaya, turut menyentuh hati salah seorang ASN di daerah Pegunungan Tengah Papua bernama Leky Kogoya.

Staf di distrik Torere Puncak Jaya ini kepada kabar daerah via ponsel dua hari lalu (30/3) langsung dari Mulia mengatakan, dirinya sangat prihatin melihat kondisi perekonomian di ibu kota kabupatennya, yaitu terkait harga barang, yang terkesan terlalu mahal dari sewajarnya.

Menurutnya, pemerintah daerah setempat harus benar-benar serius memperhatikan hal itu, mengingat kemampuan daya beli masyarakat yang masih tergolong tak mampu atau lemah.

“Secara pribadi saya jujur sangat kasihan sekali dan prihatin dengan kehidupan ekonomi masyarakat saya. Kalau hasil kebun untuk dimakan memang ada, tapi kebutuhan lain yang harus dibeli bagaimana?.

Seperti gula, garam, vetsin, minyak goreng, termasuk minyak tanah , tepung, sabun cuci dan lain-lain yang termasuk sembako itu bagaimana?.

Masyarakat memang ada jual hasil kebunnya, tapi kadang juga kan tidak laku semua. Lalu dia mau beli kebutuhan lain termasuk seperti sembako dan pakaian bagaimana?.

Dengan harga barang yang terlalu melambung tinggi ini, kasihan, apakah masyarakat yang tidak punya penghasilan tetap ini mampu?. Kasihan sekali saya kalau melihat serta dengar keluhan mereka.

Jadi harus ada solusi dari Pemda Puncak Jaya sendiri menurut saya, agar tarif barang yang terlalu tinggi ini bisa sedikit ditekan untuk menolong masyarakat kita,” ungkap Leky merasa prihatin dan peduli.

Faktor kemahalan dikarenakan Tarif Angkutan Udara yang tinggi?.

Disuguhkan pertanyaan ini ASN yang berdomisili juga di Mulia ibu kota kabupaten Puncak Jaya ini justru menampiknya. Dalilnya, tarif yang ada masih tergolong tinggi dan memang harus sedikit ditekan, agar tidak terlalu menyulitkan masyarakat.

“Seperti contoh; Beras yang Bulog itu, 1 kilo gram saja 30 ribu rupiah. Dan kalau beras bersih yang bermerek kaya 99 itu 40 ribu 1 kilo. Dan minyak goreng 75 ribu kalau yang sudah dikemas dalam botol, gula 1 kilo 50 ribu.

Untuk minyak tanah, 1 gen itu dijual sampai 200 ribu yang 5 liter itu. Garam bungkusan besar 30 ribu, yang kecil 10 ribu sampai 20 ribu. Tepung sendiri 1 kilo itu 25 ribu, dan sabun cuci seperti rinso itu 50 sampai 60 ribu yang 1 kilo gram. Dan harga barang yang lain juga demikian.

Jadi menurut saya ini masih tergolong sangat tinggi harga-harga barangnya. Padahal barangnya kalau mau dilihat, diangkut pakai Pesawat Hercules, jadi sebenarnya tarif penjualannya kepada masyarakat janganlah terlalu tinggi.

Ya….dapat untung itu tujuan dari berdagang, tapi kalau sampai pasang tarif yang sampai mau 2 kali lipat bahkan bisa 3 kali lipat atau lebih, ini kan sama saja mau menyusahkan masyarakat bawah yang tidak mampu sebenarnya. Jadi yang wajarlah.

Soal harga angkutan udara, nanti kita akan berusaha cari tahu, tapi peran dinas Perindagkop itu sangat penting sekali dalam hal ini. Semoga bisa dan sudah menjadi perhatian teman-teman ASN di OPD itu.

Jika tarifnya sudah diketahui, berapa per kilo atau ton dalam jumlah atau volume barang yang diangkut ke Mulia dari Jayapura, pasti sudah bisa dianalisis harga pasar yang riil, logis dan ideal sesuai kemampuan daya beli masyarakat.

Foto insert: Wajah Mulia, ibu kota kabupaten Puncak Jaya.

Harus ada regulasi daerah yang mengatur pula terkait harga barang ini, dalam rangka untuk mensejahterakan masyarakat. Tapi survei pasar dan analisis harga sekali lagi dibuat dulu oleh pemda, diukur dengan tarif baku angkutan udaranya.” Ujar Leky menjelaskan.

KOPERASI menjadi solusi.

Pegawai distrik Torere yang study S1-nya diselesaikan di UNIPA Manokwari Papua Barat beberapa tahun silam ini di akhir keterangannya yang disampaikan, ia pun memberi saran dan masukan konstruktif bagi pemda kabupaten Puncak Jaya.

Pasalnya, realita kemahalan harga barang yang ada pemda selaku orang tua lagi kata Kogoya, harus mencari solusi yang tepat guna menolong rakyatnya sendiri.

“Menurut hemat saya, koperasi merupakan salah satu solusi dalam rangka menolong rakyat Puncak Jaya. Keberadaannya harus di ibu kota kabupaten, yaitu di Mulia.

Selain misalkan ada subsidi pemda bagi angkutan Pesawat Cargo untuk menekan harga jual pihak swasta, ya koperasi juga dibentuk untuk bisa menjadi solusi kesejahteraan bagi anggota-anggotanya dan masyarakat itu sendiri.

Siapa pun yang mengelola koperasi, harus punya integritas yang baik, jujur, adil, takut akan Tuhan dan punya skill serta kemampuan managerial dan leadership yang tinggi dan teruji.

Nah, dengan hadirnya koperasi yang didukung pemerintah daerah kabupaten Puncak Jaya sendiri, tentu dapat membeli, menampung dan menjual kembali produk-produk lokal apa saja itu.

Seperti komoditas pertanian lokal dan termasuk budaya daerah. Ini juga salah satu wujud kepedulian kita tentunya, terhadap kearifan lokal di alam Otsus yang ada saat ini. Jadi jelas koperasi sangat membantu sekali.

Dengan adanya koperasi yang menjual murah bahan-bahan sembako dan lainnya, ya masyarakat siapa pun yang datang dari distrik atau kampung ke ibu kota, pasti mereka hanya membeli di koperasi yang sudah ada karena harganya tidak berlebihan mahal.” Lagi terang Leky.

Menutup keterangannya, bapak beranak 4 dari isterinya yang berasal dari Lembah Grime kabupaten Jayapura ini, sangat meminta dan mengharapkan ada perhatian kepala daerah (Bupati) Puncak Jaya, untuk menanggapi masukannya.

Dia, Leky juga mengharapkan kondisi yang sudah menjadi kenyataan di Mulia itu bisa diperhatikan DPRD setempat, agar secepatnya teratasi, demi kepentingan masyarakat Puncak Jaya sendiri yang juga adalah anak bangsa NKRI.

“Harapan saya semoga kondisi ini bisa secepatnya diatasi dan ditangani. Tujuannya cuma satu, yaitu supaya masyarakat ditolong demi kebaikan mereka sendiri. Benar kan?.

Ya…semoga masukan saya ini dapat diketahui Bupati dan Wakil Bupati kita di sini, juga diketahui ketua DPRD kita di Puncak Jaya, pastinya lewat tulisan berita wartawan saya berharap.” Pintanya.

Penulis & Pewarta: Jeffry, R.W~Wa.Pemred & Admin.📢.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *