Hendak Konfirmasi Dugaan Ilegal Loging PT. SIJAS EXPRESS SEJAHTERA Nimbokrang, Nirman Bilang “Disarankan Ke ISWA”

Foto: ilustrasi Kayu Flooring di salah satu Pabrik Industry Primer yang siap dikirim untuk dijual (KAYU Ekspor).

 

Sentani kabupaten Jayapura, Papua. KD. Sabtu, 14 Oktober 2023 tim media ini melakukan liputan investigasi ke lapangan, yaitu ke Distrik Nimbokrang kabupaten Jayapura.

Tujuan dilakukannya liputan dan investigasi atau penelusuran ke lapangan, ialah dalam rangka menindaklanjuti laporan masyarakat tentang adanya indikasi temuan ilegal loging (PEMBALAKAN KAYU TANPA IZIN) yang kerap dilakukan, diduga oleh beberapa perusahaan kayu industri primer.

Yaitu bahwa apakah perusahaan-perusahaan industri primer itu mengambil atau  menerima juga bahan baku kayu dari masyarakat adat pemilik hak ulayat secara langsung, di luar dari 5 % ketentuan memperoleh sumber bahan baku (KAYU) berdasarkan Kontrak Suplier, yaitu dari perusahaan dengan izin HPH seperti PT. PHLM di KM 62 Taja atau PT. Mondialindo Setya Pratama di kabupaten Sarmi.

Tim media kabar daerah sempat berkunjung ke lokasi pabrik PT. Gizand Putera Sejahtera (GPS), setelah sebelumnya masuk dahulu ke areal pabrik PT. SIJAS EXPRESS SEJAHTERA Unit 2 di kampung Benyom 1 distrik Nimbokrang.

Saat memasuki lokasi pabrik perusahaan kayu industri itu, nampak suasana yang sudah sepi sekali dikarenakan waktu yang memang sudah sore.

Setelah dicari karyawan di dalam lokasi pabrik industri Sijas, datang seorang karyawan orang asli Papua (OAP) bernama Jeffry.

Karyawan ini sempat ditanyai mengenai Nirman yang diketahui sebagai penanggung jawab di pabrik PT. Sijas, dia mengatakan bosnya itu sedang tidak berada di tempat.

“Bos tidak ada, lagi keluar”, ujar Jeffry kepada wartawan.

Setelah dimintai nomor ponsel Nirman kepada salah seorang karyawan lagi di Mess pabrik/perusahaan Sijas, karyawan yang non orang asli Papua itupun memberi nomor atasannya, Nirman.

Terkait informasi dan laporan dugaan nara sumber dari masyarakat (nama/identitas belum dapat disebutkan sesuai permintaan yang bersangkutan), akhirnya disampaikan melalui pesan what’sapp kepada Nirman.

Yaitu bahwa ada dugaan sejumlah perusahaan kayu industri primer di daerah Genyem atau Grime Nawa, secara khusus di kampung Benyom 1 distrik Nimbokrang yang diduga kerap mengambil atau menerima kayu langsung dari masyarakat adat ataupun lokal, Nirman pun awalnya menyetujui untuk bertemu media guna memberikan konfirmasinya.

“Kapan pak rencananya?”, bilang Nirman dalam tulisannya di chat what’sapp (WA) pukul 13:23 WIT senin kemarin, 16/10.

Jawaban orang yang dibilang bos dari 2 karyawannya itu, diberikan setelah wartawan meminta ijin untuk bertatap muka dalam rangka meminta keterangan konfirmasi pimpinan PT. Sijas Express Sejahtera Unit 2 Nimbokrang.

Pada pukul 15:02 WIT Nirman kembali merespon wartawan dengan memberikan balasan setelah disampaikan tempat domisili beberapa orang wartawan. “Saya koordinasi dengan pimpinan pak”, tulisnya singkat.

Hanya berselang 1 menit tepatnya pukul 15:03 WIT, Nirman kembali menulis balasannya memberitahukan kepada wartawan demikian; “Saya ada perjalanan ke Sarmi pak”.

Di hari yang sama (16/10) setelah wartawan menjelaskan maksud dan tujuan hendak meminta keterangan konfirmasi pimpinan PT. Sijas Express melalui Nirman, yaitu pada pukul 17:42 WIT, dari sore hari kemarin hingga di pagi hari tadi, barulah Nirman membalas pertanyaan wartawan yang kembali meminta info terkait penyampaian permohonan konfirmasi kemarin sore.

“Pagi pak, saya juga tunggu dari pimpinan, disarankan ke ISWA pak”, tulisnya pada pukul 09:54 WIT (masih di chat Wa).

Setelah sengaja ditanyai wartawan pada pukul 09:57 WIT mengenai ISWA yang disampaikan Nirman, pada pukul 10:06, Nirman kembali memberikan penjelasan bahwa ISWA itu perhimpunan industri kayu di Jayapura.

“Bukan pak, itu perhimpunan industri kayu di kabupaten Jayapura”, tulis Nirman menjelaskan kepada awak media kabardaerah.com.

Setelah disampaikan wartawan tentang organisasi yang sudah dibentuk untuk menjadi wadah dalam menampung para Pengusaha Industry, yakni HPIPP {Himpunan Pengusaha Industry Perhutanan Papua}, Nirman kemudian membalas tulisan terakhirnya demikian👇:

“Maaf pak, saya karyawan biasa”, terang Nirman lagi tanpa memberi kepastian waktu kapan pihaknya akan live berjumpa, atau lewat kontak telepon atau pesan WA, memberikan keterangan konfirmasi terkait usaha dan sumber bahan bakunya kepada para wartawan. Pewarta 📢: Tim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *