LSM WGAB Minta POLDA, GAKKUM Dan Dinas ESDM Papua, Tertibkan Aktivitas Tambang Buper Waena

Foto: Yerry Basri Mak, SH. MH.

Kota Jayapura, Papua, Kabar Daerah. Ternyata aktivitas pendulangan menggunakan Eksavator di tambang Buper Waena kota Jayapura, menjadi sorotan LSM WGAB Papua pula.

Sore tadi dalam keterangan yang disampaikan Yerry Basri Mak, SH. MH kepada redaksi Media ini, dia turut prihatin atas kondisi kali pada lokasi Jembatan 2 distrik Sentani Timur yang keruh airnya setiap hari.

Ujarnya, LSM yang dipimpinnya itu sangat mendukung seruan dan pernyataan tegas dari pimpinan Lsm Barapen Papua Edison Swebu, SH. MH, karena menyangkut bahaya pendangkalan air danau dan juga pencemaran air danau akibat penambangan yang dilakukan, patut menjadi perhatian semua pihak.

Foto: Kali Jembatan 2 yang sudah menjadi warna cokelat airnya, hampir setiap hari akibat pendulangan yang dilakukan di Buper Waena.

“Kami pernah mampir di kampung Jembatan 2 dan tanya beberapa warga di situ, mereka mengeluh akibat air kali mereka yang keruh setiap hari, termasuk air di sekitaran Muara Danau Sentani yang keluar dari kali Jembatan Dua.

Kapan mau berhenti air yang keruh itu?. Bahaya kalau airnya tercemar limbah tambang dan terjadi pendangkalan pada bagian dasar danau.

Kami pada prinsipnya sangat mendukung seruan tegas dari anak asli Sentani bung Edison Swebu yang adalah pimpinan Lsm Barapen Papua. Dia bersuara kerasa itu wajar sebagai anak asli Sentani”, pungkas Yerry.

Sambungnya, ia sangat berharap kaki gunung Cycloph yang menjadi penyangga gunung tersebut dengan kawasan hutan dan perbukitannya, tidak dirusak dengan menggunakan Eksavator dalam menggali dan mengambil material tambang.

Setidaknya, kata Yerry, kegiatan pendulangan emas menggunakan pola tradisional dilakukan masyarakat pemilik hak ulayat setempat, agar lokasi kaki gunung Cycloph itu tidak dirusak.

Ketua LSM ini juga kepada crew Kabar Daerah menyampaikan, bahwa dirinya sangat berharap ada penertiban yang dilakukan instansi pemerintah; baik POLDA PAPUA, Gakkum LHK, Dinas ESDM dan Dinas Kehutanan Provinsi Papua, secara khusus penertiban untuk penggunaan alat berat EKSAVATOR di lokasi itu.

“Kita semua tahu bahwa gunung Cycloph itu memiliki keindahan dan keunikan tersendiri serta menjadi icon bagi kabupaten Jayapura, untuk itu kelestariannya harus dijaga dong.

Termasuk kaki gunungnya yang menjadi penyangga harus dijaga baik, jangan sampai dirusak. Silahkan dulang saja, itu hak asasi atas hak ulayat mereka masyarakat adat, tidak ada yang melarang sama sekali termasuk kami Lsm.

Yang kami tegas mengecam untuk aktivitas penambangan di Buper Waena, yaitu pemakaian alat berat Eksavator dan limbah yang turun ke danau Sentani lewat kali Jembatan Dua.

Kenapa?, karena jika alat berat itu dipakai terus, lama kelamaan akan membuat lokasi itu jadi telaga-telaga baru yang sekali kelak bisa menimbulkan bahaya longsor dan lain sebagainya.

Juga soal limbah yang bisa mencemarkan air danau dan mengakibatkan pendangkalan pada dasar danau itu bagaimana?, apakah mereka pikirkan juga saat mendulang emas di Buper?.

Oleh sebab itu baik terkait izin pertambangan rakyat atau IPR, mengenai status WPR pada kawasan itu sesuai regulasi Minerba apakah sudah legal dan berijin, saya minta Gakkum LHK, Dinas ESDM Provinsi Papua dan Polda Papua, segera lakukan penyisiran dan pemeriksaan yang akurat kepada pemilik lokasi agar jelas.

Jika IPR-nya belum ada, berarti statusnya ilegal mining, sehingga tolong bapak Kapolda Papua tertibkan aktivitas tersebut kami harapkan”, tutup Yerry menyerukan.

📢: Hengky Yarisetouw/Mich/Merlyn.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *