Dinas Lingkungan Hidup Paniai, Intervensi Kinerja Mama-mama Papua

 

Papua, kabardaerah.com – Mama Wilhelmina Mote, mengatakan dinas lingkungan hidup kabupaten Paniai telah intervensi kinerja mama-mama lokal Papua.

Ibu Wihelmina Mote, menjelaskan untuk menjaga kebersihan kota Paniai dirinya telah berusaha sebaik mungkin agar diperdakan keberhasilan kota untuk merawat dan menjaga keindahan kabupaten paniai dikelola oleh mama-mama lokal.

“Ini awal begini saya tidak pernah panggil orang pintar atau seorang pejabat atau seorang suster, tidak ada siapa-siapa, ini kebijakan saya sendiri saya buat kelompok ini seperti itu sudah,” terangnya, selasa (17/10/2017).

Dalam usaha yang ditempuhnya akhirnya membuahkan hasil ketika masa jabatan Naftali Yogi, menjabat bupati, untuk kebersihan kota Paniai diserahkan sepenuhnya kepada mama-mama asli setempat dengan diberikan surat putusan yang berbadan hukum untuk dikelola sebaik mungkin.

“Selama perjalanan ini, pertama kristina jadi kota baru, saya jadi kota lama di Enarotali, ini saya yang bagi semua karena, saya sendiri yang punya surat putusan saya sendiri yang punya badan hukum. Mereka itu saya rangkum sengaja semua, saya bagi sama mereka karena kita dgn kita, karena syg, saya bagi seperti itu, selama perjalanan ini tidak bantuan dari instansi apa instansi apa, tidak ada, siapa tidak ada mereka,” ungkapnya.

Untuk itu dirinya meminta dinas lingkungan hidup yang baru saja dibangun untuk menghargai apa yangbtelah ditetapkan pemerintah terdahulu

“Menghargai karena ini benar, nyata dan nampak didepan pemerintah dan masyarakat. Jadi pertama mama bentuk itu miras, setelah 2 tahun itu sa rubah dia jadi ikatan kebersihan dan kenyamanan kota itu yang kedua, ketiga itu yang disana mama buat Sekarang pada waktu itu bupati Naftali Yogi, sama bapa Kapolsek Stevanus, dong dua komit bahwa sampah honor sudah 4 tahun jadi, mama dorang kerja kita mau bikin dorang bagimana, selanjutnya tidak ada robah-roba dan ikatan mereka harus maju kedepan dan pegang, untuk jaga generasi mereka kedepan seperti itu,” jelasnya

Ia bersama para mama-mama Papua meminta yang sudah diperdakan untuk tidak dirubah, sebab menjaga kebersihan kabupaten Paniai sudah lama mereka lalui dan selalu mereka dapat penghargaan dari lembaga-lembaga tertentu tiap tahunnya.

“Jadi sudah seperti itu, jadi tidak ada yang roba-roba. Jadinya keributan seperti sekarang ini, karena kantor disini, kalau kantor instansi lain itu dari pejabat tinggi ka Kapolres ka, kita selalu dapat penghargaan, karena perbuatan mama itu mantap sudah bagus, jadi sampai hari ini kantor-kantor lain itu lihat kami oh mama-mama bagaimana, tapi dia sudah lihat kami, kami datang kesini, kantor lingkungan ini baru, bukan berbulan-bulan bertahun-tahun tidak ada dari sini kita masuk dengan keributan,” ujarnya.

Orasi yang dilakukannya bersama mama-mama merupakan bentuk protes kepada dinas lingkungan hidup yang mengintervensi kinerja mereka.

“Kami buat seperti ini itu, kantor lingkungan hidup berdiri itu dia ambil kebijakan sendiri, perintah dari bupati turun tidak ada 0%. Jadi dia ambil kebijakan sendiri buat-buat dengan anak-anak terminal anak-anak yang tidak benar anak-anak yang diluar dari kami, itu 1 kelompok baru menjadi 5 kelompok padahal ternyata bupati bilang itu tidak ada tambah-tambah 4 suda cukup madi 2 enaro 2, itu sudah cukup sudah sah, sudah resmi,” jelasnya

Namun dinas lingkungan hidup mengambil kebijakan sendiri tanpa menghargai kinerja para mama-mama dengan menambah 1 kelompok, bahkan tenaga kerja baru selalu mengancam mama-mama Papua dengan berbagai alat tajam agar tidak lagi bekerja.

“Tapi sekarang dari sini, dorang jadikan 5 kelompok, baru 5 kelompok tapi sekarang dari sini dorang kerja sudah 3 minggu, baru 5 kelompok baru sekarang minggu ke 3 dan sudah kerja jalan. Kelompok itu ad nantang kami dengan alat tajam, barang yang tidak-tidak, lempar kami dengan batu, seperti itu yang kita alami,” ungkapnya.

Untuk menjaga kebersihan dan keindahan kota Paniai mereka telah di beri badan hukum dan surat putusan melalui mama Wilhelmina.

“Baru bagimana kita mau buat empat kelompok saja berdasarkan mama wihelmina mote berdasarkan dia punya badan hukum, dia punya surat keputusan, dia punya memo dia yang punya administrasi. Karena teman-teman saya saya sayang jadi saya bagi jadi empat kelompok, pada saat itu tidak ada sponsor tidak ada 0%,” katanya.

(Wilem Zonggonau)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *