Jalan Rusak Di Benawa & Yalimo Sedang Diperbaiki, Edy: “Saya Harap Satker Serius!”

Foto insert: lokasi jalan yang rusak di jalan menuju Elelim kabupaten Yalimo.

 

Sentani Jayapura, KD. Sorotan ketua LSM Barisan Rakyat Peduli Nusantara {BARAPEN} provinsi Papua tentang kondisi jalan rusak itu, disampaikan 22 oktober 2020 lalu (kamis).

Kepada kabar daerah pimpinan LSM bernama Edison Suebu, SH ini menyampaikan rasa keprihatinannya, atas laporan masyarakat dan sejumlah sopir yang kerap melintas di wilayah Airu – Yalimo dan juga ke Wamena.

“Saya beberapa hari lalu dapat laporan dari masyarakat dan beberapa sopir yang selalu melintas di wilayah itu, bahwa ada jalan dan jembatan yang rusak parah di daerah mereka di Benawa dan di jalan menuju Elelim.

Ada sopir yang kirim foto jalannya ke saya. Mereka katakan kalau sempat bermalam dan kadang mereka bawa kompor dalam perjalanan, karena kondisi jalannya ada yang kadang rusak berat.

Kalau harus bermalam, ya terpaksa mereka harus memasak di tengah hutan itu. Padahal jika jalannya mulus, mereka pasti berlari terus hingga tiba di tempat tujuan. Ini kan sangat memprihatinkan sekali,” beber Edy.

Ketua LSM menambahkan, dirinya sangat meminta keseriusan Balai Besar Tanah Hitam melalui Satker Wilayah Satunya yang dipimpin Asni (ibu), agar memperhatikan kondisi jalan pada jalan Trans Papua.

Ia, Edy, juga meminta Pejabat Pembuat Komitmen {PPK} 1.5, agar membuktikan keseriusan penanganan jalan dan jembatan rusak yang ada, yakni dengan menyertakan pihak LSM dan awak media bilamana berkunjung ke lokasi.

“Secara teknis itu ada di PPK, tapi bagaimana pun kepala satuan kerja atau disingkat Ka. Satker itu, pun patut memberikan konfirmasi manakala dimintai keterangan oleh LSM dan juga mungkin oleh teman-teman media. Iya kan?.lokasi jalan & jembatan yang rusak di dekat kampung tua Benawa.

Saya kira kasatker dan Pejabat Pembuat Komitmen haruslah bekerja sama. Dulu waktu kasatker sebelum-sebelumnya, yang menyangkut keterangan kepada LSM atau awak media, kadang disampaikan langsung pula oleh kasatkernya sendiri.

Tapi bagaimana pun, masukan kami LSM buat Satker dan PPK 1.5, tolonglah lebih memberi perhatian serta menseriusi kegiatan pembangunan dan peningkatan jalan beserta jembatan yang ada di wilayah itu.

Saya bilang begini karena ibu kasatkernya ketika saya sampaikan soal jalan yang rusak itu, beliau langsung katakan saja untuk mengonfirmasi PPK 1.5 pak Tommy.

Agar diketahui, itu satu-satunya akses buat masyarakat lalu-lalang dari Keerom ke Yalimo dan sebaliknya, jadi kami sangat berharap akses jalannya bisa benar-benar berkwalitas dan bertahan lama untuk dipakai!.

Jangan baru dipakai beberapa waktu saja sudah rusak kembali. Material dan ketebalan aspalnya juga perlu diperhatikan sekali. Untung lokasi jalannya sangat jauh.

Kalau ada biaya sekarang, besok pun bisa saya bawa beberapa wartawan kami naik ke Benawa dan ke Yalimo untuk melihat langsung dari dekat beberapa titik yang rusak tersebut.

Kemudian untuk ibu Kasatkernya dan PPK 1.5 sendiri, saya berharap bisa merangkul kami LSM dan juga media. Jika tidak ada halangan, kalau bisa besok atau lusa pun sama-sama kita ke lapangan mengecek lokasinya langsung.

Jangan kita sering menjawab itu karena faktor cuaca ekstrim dan kontur jalan saja sehingga rusak, tapi ada hal lain yang kami duga jangan sampai sengaja ditutupi.” Ungkap ketua LSM dengan nada kesal.

Ketua DPW LSM BARAPEN provinsi Papua, Edison Suebu, SH.

Mengonfirmasi laporan dan juga informasi yang diberikan ketua LSM BARAPEN, wartawan KD siang tadi (27/10) berhasil mengonfirmasi PPK 1.5 di ruang kerjanya.

Tommy (PPK) ketika diwawancarai mengatakan, ruas jalan yang ditanganinya yaitu; Yetty, Senggi, Mamberamo dan juga Elelim (kab. Yalimo). Panjangnya 2 ratus kilo meter lebih.

“Kalau masalah ruas jalan ini pak, saya menangani Yetty, Senggi Mamberamo. Kilo meter 128, sampai kilo meter 406, perbatasan Jayapura-Wamena. Ada tugunya di sana. Panjangnya kurang lebih 280 Kilo Meter.

Kerusakan seperti yang ditunjukkan itu, ada beberapa titik. Ada kerusakan terhadap badan jalan dan juga longsoran. Contohnya kaya kemarin.

Tommy (PPK 1.5) di ruang kerja.

Kemarin sore longsor di kalo Mo 133. Kerusakannya di situ, dan seharian putus tidak bisa bergerak apa-apa. Kenyataannya memang seperti itu, karena faktor curah hujan.

Seperti kerusakan yang terjadi di Benawa, ada faktor teknisnya, tapi juga ada faktor non teknis. Contohnya saja kita sudah kirim alat ke Benawa kampung tua, tapi malah dipalak dan dipakai sama anaknya pak ondo di situ. Sempat jadi viral kan?.

Kan di sana jembatannya rusak. Tapi alatnya tak bisa dipakai karena ditahan selama 4 hari, akhirnya jembatannya lambat diperbaiki. Sebenarnya sebelum Benawa lokasinya.

Perlu juga diketahui pak, jembatan saja yang harus kita pelihara dari Mamberamo sampai jembatan Yahuli kilo meter 383, ada 187 jembatan. Jembatan besar dan kecil.

Sekarang jembatan Yahuli sudah dibuka. Dua bulan yang lalu kita pergi, sudah kita perbaiki pak. Jembatan Yahuli itu masuk di kabupaten Yalimo, tapi masih masuk ruas penanganan kita.

Sebenarnya sesuai kontrak jembatan itu baru bisa dibuka bulan desember, tapi karena kebutuhan masyarakat, akhirnya sudah kami buka. Itu jalan yang menghubungkan Keerom, Yalimo-Wamena. Atau jalan Trans Papua.

Beberapa sopir dengan kendaraan Trucknya terpaksa harus berhenti karena kondisi badan jalan dan jembatan yang rusak, sehinga tak bisa dilintasi.

Soal jalan yang tadi ditunjukkan dalam fotonya sekarang kami lagi perbaiki. Ada 2 titik yang sedang dalam perbaikan di sana. Di Ruja sama Benawa kampung tua yang sedang dalam perbaikan.

Kurang lebih 2 minggu pekerjaan perbaikannya sudah bisa diselesaikan pak. Dan kalau jembatan yang rusak, kita ganti rantai jembatan dan juga ganti gelagarnya.

Kenapa jembatannya rontok kaya begitu, karena muatannya lebih dari tonase yang seharusnya. Yang sesuai atau paling rendah itu 6 ton. Itu karena muatan juga yang menyebabkan.

Kita sudah kasih peringatan bahwa batas muatannya itu 5 ton, tapi ya begitulah faktanya.” Urai Tommy kepada media ini menerangkan.

Di akhir pernyataan ketua LSM BARAPEN, dia sangat mengharapkan ada perhatian serius pemerintah pusat, dalam hal ini Presiden Jokowi melalui Kementerian PUPR.

Tujuannya kata Edison sendiri, agar pusat dapat memberikan tambahan anggaran kepada Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional Tanah Hitam, untuk menuntaskan jalan trans Papua secepatnya.

“Saya mengharapkan ada perhatian lebih serius dari pak Presiden Jokowi melalui Kementerian teknisnya PUPR, agar bisa tambahkan dana atau anggaran, untuk mempercepat pembangunan jalan trans Papua.” Tutup Suebu mengharapkan. •Jeffry/Jack~Admin•

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *