Singgung Proyek, Kadis PUPR Keerom; “Langsung Tanya Ke Pelaksana Lapangan Saja”

Foto: lokasi pekerjaan Talud dan Jalan di depan mata jalan Arso 1, Keerom.

Keerom, KD. Bicara transparansi, apalagi soal proyek pemerintah, sampai hari ini pun masih ada oknum-oknum pejabat Pengguna Anggaran { PA / KPA }, serta Pengelola Kegiatan di setiap instansi pemerintah daerah atau OPD, yang belum begitu terbuka kepada media. Begitu pun dengan oknum-oknum kontraktornya sendiri.

Berbeda dengan kelakuan sejumlah oknum pejabat eselon yang menjadi PA maupun Kuasa Pengguna Anggaran tadi, termasuk pengelola kegiatan tertentu di birokrasi pemda yang masih tertutup dengan kegiatan proyeknya kepada wartawan dan jurnalis, Kepala Dinas PUPR kabupaten Keerom justru mempunyai ciri khas pelayanan yang berbeda.

Tak perlu bertatap muka atau membuat janji tatap muka, yakni dalam rangka memberikan rillis-keterangan (live) mengenai kegiatan/proyek sesuai DPA di OPD-nya, kadis yang memiliki nama lengkap Santiago Alelu, ST ini justru langsung memberikan keterangan tertulis melalui what’sapp, dan menyarankan awak media bertemu saja dengan pelaksana lapangan.

“Langsung tanya ke pelaksana lapangan saja,” begitulah tulis Santiago tanpa menambahkan keterangan lainnya di WA {3-November, pkl.19:39}.

Bukti screenshot seperti termuat di atas ini, jelas memperlihatkan bagaimana kooperatif dan transparannya seorang kepala dinas yang jauh berbeda dengan beberapa oknum kadis PUPR lainnya yang pernah dijumpai wartawan.

“Pernyataan seperti ini baru kita jumpai. Jarang ada kepala dinas yang juga adalah Pengguna Anggaraan itu bisa memberi perintah atau saran, supaya awak media langsung bisa bertatap muka dengan pelaksana kegiatan, atau proyek.

Kalau ada bunyi pesan yang mengandung perintah atau saran atau pun permintaan seperti ini, jelas wartawan dan jurnalis merasa dihargai dan senang untuk datang menemui kontraktornya.

Papan informasi proyek peningkatan jalan PT. Lautan Timur Permai, dipajang berdiri dekat gardu PLN sebelah kanan dari mata jalan Arso 1.

Dengan adanya penyampaian kadis untuk ke lapangan, pengusahanya pun pasti menghargai dan memberi keterangan sesuai pertanyaan yang diajukan wartawan. Buktinya ya seperti 2 paket kegiatan di mata jalan Arso 1, yang berhasil dihimpun keterangannya.

Kegiatan itu masing-masing; Peningkatan jalan pada ruas jalan Sanggaria di Arso 1 dan di Yaturaharja Arso X yang dikerjakan PT. Lautan Timur Permai, seperti yang tertera pada papan informasi proyek mereka. Untuk kegiatan jalan di Arso 1 sesuai keterangan kontraktornya bernama Yunus, panjang ruas jalannya 858 Meter.

Dan untuk talud di mata jalan Arso 1, setelah diwawancarai kontraktornya yang katanya hanya menjalankan kuasa direksi bernama Rusli, pekerjaan tersebut sudah rampung semuanya. Nama perusahaannya CV. Ghabi Papua.

Jadi begitu mereka melihat bukti balasan wa bapak kadis PUPR, mereka memang hargai sekali.” Ujar Jeffry yang akrab dipanggil Jack selaku Wakil Pemimpin Redaksi media ini.

Alhasil dari konfirmasi live bersama site manejer bernama Yunus di samping camp proyek mereka dekat batas terakhir jalan berbeton rigid di Arso 1 (9/11), pengusaha muda yang sudah pernah merasakan pahit manisnya menangani pekerjaan proyek di Pegunungan Tengah Papua ini, dengan ramah dan bersahabat ia memberi keterangan kepada beberapa wartawan yang datang menemuinya.

Papan informasi/plang proyek Talud CV. Ghabi Papua yang sudah rampung pekerjaannya (dipajang sebelah kiri jalan dari mata jalan Arso 1).

“Saya di sini sebagai site manager untuk pekerjaan peningkatan ruas jalan Sanggaria Arso 1, Yaturahaja Arso X. Dan mayoritas pekerjaan di sini adalah Rigid, dengan mutu beton FC 30 MPA atau K-50.

Untuk strukturnya sendiri menggunakan Welded Wire Mesh, dengan Tie Bar dipakai Besi 16 Ulir dan Dowelnya Besi 16 Polos. Untuk lebar jalannya sendiri 5 Meter, dengan Tebal Betonnya sendiri 20 CM. Sedangkan besinya sendiri menggunakan Wire Mesh M6, atau wire mesh 6 Mili.

Total keseluruhannya, untuk lebar jalannya sendiri 5 meter dan panjangnya 858 meter. Kalau untuk Bahu Jalannya sendiri lebarnya 1 Meter sebelah kanan dan 1 Meter sebelah kiri, dengan menggunakan timbunan pilihan atau Timbunan Karang, tapi elevasinya sama dengan elevasi Badan Jalan.

Untuk kalender kerjanya sendiri 150 hari kalender. Mulainya sesuai tanggal terbitnya SPK kami, yaitu tangal 4 Agustus 2020, terhitung sampai dengan tanggal 3 Januari 2021. Pekerjaan ini saya kebut, mengingat ada keramaian Pilkada, Natalan dan juga Tahun Baru. Jalannya musti harus siap difungsikan.

Kondisi progres kami sendiri sudah capai 92 persen dan tersisa 8 persen saja, yaitu timbunan bahu jalan yang belum. Kalau badan jalannya selesai akan saya timbun bahu jalannya kanan-kiri. Lebarnya 1 meter, dan ketebalannya bervariasi sih. Kemarin saya ukur itu volumenya sekitar 500 lebih sesuai kontrak.” Terang Yunus.

Ditanyai kembali soal gangguan keamanan di lokasi kegiatan atau ada kendala di lapangan dengan pemilik hak ulayat, site manejer yang langsung akrab dengan awak media dan langsung menawarkan minum kopi, menjelaskan bahwa benar ada kendala yang dialami pihaknya.

Foto: Jalan rigid beton yang dikerjakan dari mata jalan masuk Arso 1, dari jalan trans Papua.

“Kalau ditanya soal itu, menurut saya itu hal yang sudah familiar (lazim, red). Pasti kita akan hadapi hal seperti itu dalam setiap pelaksanaan proyek. Tapi sudah saya selesaikan. Kemarin memang sempat ada kendala.

Karena negosiasi yang agak lama dari mereka si pemilik hak ulayat, dari bapak Ondo ini, mungkin tak sabar, jadi ada masalah. Tapi sudah kami bayar, meskipun beton kami yang ditabrak dan dirusak. Kejadiannya itu malam hari dan tak ada bukti-bukti, jadi saya tak mau berkomentar soal itu.

Akhirnya karena betonnya ada yang sudah kering, terpaksa kita cuter lagi dan cor ulang betonnya yang rusak dengan Sikagrout. Sikagrout yang 20 Kg saja yang 1 sak itu harganya sudah mencapai Rp.500 ribu.

Itu kendala pertama. Kendala keduanya, lalu lintas jalan itu kan tidak bisa ditutup, sedangkan betonnya itu kan menunggu umur. Nah akhirnya saya  memakai metode, saya memakai sedikit zat adiktif untuk mempercepat pengikatan betonnya biar lebih cepat pengerasannya.

Dengan beton biasa mungkin butuh 7 sampai 8 hari agar bisa bagus mutunya. Karena saya dikejar dengan waktu dan karena lalu lintasnya, akhirnya saya bagi badan jalannya jadi 2 bagian. Sebelahnya yang 2 setengah meter kita kerjakan duluan biar kendaraan bisa melewati jalannya, setelah itu sebelahnya lagi kita kerjakan.

Sudah rampung: Pekerjaan talud CV. Ghabi Papua.

Untuk mempercepat pekerjaannya, jika cuacanya baik atau tidak hujan kita kerja juga di malam hari. Untuk kendala force major selama ini tidak ada, dan untuk materialnya saja yang sempat kita kehabisan stok di pabrik Stone Crusher di Sentani.

Mutu material yang bagus kan cuma di Sentani saja. Batu yang besar dipecah sampai ukuran 2:3, tapi kita kehabisan stoknya waktu itu. Kita seluruh kontraktor yang berkontrak dengan Dinas PUPR Keerom juga setiap 2 minggu sekali melakukan Rapat.

Kemarin terakhir kita rapat dengan Kepala Dinas di rumah makan Raja Rasa itu yang di Swakarsa. Kita rapat dengan Kepala Bidangnya, dengan PPK-nya. Kemudian untuk Pagunya sendiri, bukan 10 Milyar. Itu salah yang diduga!. Pagunya adalah Rp.4,8 Milyar dan kita tawar (HPS) di Rp.4,4 Milyar.

Cuma persyaratannya saja yang agak sulit. Agak sulit, karena syaratnya itu harus pakai jaminan garansi yang dibuktikan dengan ‘Rekening Koran,’ dan harus ada tersedia ‘Dana Standby’ itu 20 persen dari pagu.

Sebenarnya itu tidak masalah buat kita, karena itu wewenangnya dinas. Karena mereka (Dinas PUPR) takut ada resiko, mengingat karena ada pengusaha atau rekanan yang tidak kwalifait, yang hanya mengandalkan uang muka baru kerja. Ditakutkan itu nanti ada pekerjaan yang terbengkalai bahkan tidak selesai,” sambung site manejer menjelaskan.

Dimintai harapan untuk proses pekerjaan yang sudah hampir selesai itu, Yunus tak banyak berkomentar. Tambahnya menutup keterangannya, site manejer PT. Lautan Timur Permai ini sangat mengharapkan agar tagihan 30 persen proyeknya itu dapat dibayarkan secepatnya.

“Kalau harapan saya sebagai penyedia jasa, mungkin hanya mengenai tagihan 30 %nya saja yang masih belum dicairkan. Kalau fisik sih kita tidak masalah. Sebelum masuk bulan desember itu saya pastikan sudah selesai, karena untuk timbunan itu estimasi saya cuma 4 hari kerja saja.” Tandas Yunus menutup keterangan yang ia berikan.

Untuk mengonfirmasi kegiatan fisik (Proyek Talud dan Jalan) di Arso 1, wartawan sudah beberapa kali mendatangi organisasi perangkat daerah (OPD) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang {PUPR} guna meminta konfirmasi.

Sayangnya, Kabid. Bina Marganya yang juga Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ketika crew media mendatangi ruangan kerjanya, ternyata hanya mendapat kabar kalau PPK-nya masih berada di lapangan dalam rangka memantau pekerjaan proyek. 📢•Jeffry/Jack~Admin•📸.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *