Dinas Pariwisata Kabupaten Sarmi Ke Depan Akan Kembali Gelar Festival

Bernike {Ike} L, Yarisetouw, SS.

Sarmi, KD. Sekretaris Dinas Pariwisata kabupaten Sarmi Bernike, L. Yarisetouw, SS kepada media kemarin di ruang kerjanya (8/11) mengatakan, ke depan jika tak ada kendala instansinya akan kembali menggelar festival budaya di kabupaten Sarmi.

Dalam kaitan dengan rencana itu, OPD ini sudah dan sedang terus meningkatkan program-program dan kegiatan sesuai tupoksinya, kata sekdis muda yang adalah seorang srikandi (perempuan) asli Papua itu.

Berikut wawancara (live) wartawan bersama orang ke-2 di instansi Dinas Pariwisata, senin desember 2020 kemarin.

Wartawan: Ibu sekdis, kira-kira dinas pariwisata ini baik visi misi, program-program dan juga kegiatannya, apa saja selama setahun berjalan ini yang sudah dilakukan dalam memajukan kabupaten Sarmi dari segi budaya dan kepariwisataannya?.

Sekdis: “Baik terimakasih. Beberapa kegiatan yang telah kami laksanakan di tahun ini, ada seperti pembangunan Gasebo atau Pondok-pondok Wisata di pinggir pantai yang sementara dikerjakan sudah sekitar 75 persen, kemudian ada Penimbunan Karang di daerah Telaga Holmafen.

Berikutnya ada pembangunan MCK di tempat-tempat wisata, dan lainnya kami lebih fokus juga kepada kelengkapan di dalam dinas (kantor, red). Kalau untuk kegiatan yang di luar itu yang tadi saya sebutkan.”

Wartawan: Kalau kita bicara daerah-daerah yang punya potensi wisata, kira-kira apa saja tempat-tempat yang punya destinasi wisata paling menonjol di kabupaten Sarmi?.

Sekdis: “Di sini yang paling menonjol lebih kepada wisata alam. Sarmi punya potensi wisata alam yang tidak sedikit, dan sangat luar biasa indah, dari gunung, laut sampai ke dalam dasar laut atau potensi baharinya.

Jadi kita bisa lihat Sarmi punya Air Terjun, punya Danau, Sarmi juga punya keindahan Pesisir Pantai sampai kepada kekayaan Bahari, baik Terumbu Karang dan semua Ekosistem yang ada di dalamnya.

Dan yang keduanya itu, lebih ke Wisata Sejarah. Ada situs-situs sejarah di sini, yaitu bekas peninggalan perang dunia kedua. Ada beberapa situs seperti; Tugu Yamagata, Kuburan Jepang, Meriam bekas peninggalan di daerah Tanjung Batu. Di sana juga ada Gua Jepang. Itu yang selalu dikunjungi. Canon-canon di sana masih ada.

Jadi itu tempat-tempat situs bersejarah yang yang sering dikunjungi, ketika tamu-tamu datang ke daerah kami. Selain mereka melihat kekayaan alam, berwisata di pantai, mereka juga mengunjungi dan melihat situs-situs bersejarah tersebut.”

Wartawan: Ada wisata lainnya selain yang tadi disebutkan ya?.

Sekdis: “Ya….yang lainnya seperti Wisata Kuliner, Wisata Budaya yang memang merupakan unggulan kami di sini. Misalnya ada atraksi-atraksi, dan untuk beberapa tahun terakhir kami belum melakukan festival.

Mudah-mudahan jika Tuhan berkehendak, satu dua tahun ke depan kita bisa mantapkan lagi, supaya ada penyelenggaraan budaya di Sarmi. Festival di Sarmi sudah pernah kami selenggarakan, 3 tahun berturut-turut, yaitu sejak tahun 2013, 2014 dan 2015.

Jadi kita pernah tiga kali menyelenggarakan festival di sini. Dan khusus untuk tahun 2013, kami waktu itu mengundang dari provinsi, bersamaan waktu itu diadakannya Rapat Kordinasi Pariwisata setanah Papua di Sarmi. Forum OPD Bidang Pariwisata.

Tahun 2014 dan 2015 kami sendiri yang melaksanakan festivalnya. Setelah tahun 2015 ke atas, kegiatan itu sudah tidak lagi kami lakukan. Kami berharap tahun-tahun ke depan bisa kembali digelar.

Antusiasme masyarakat untuk kegiatan festival ini sangat baik dan luar biasa sekali, mereka sangat kreatif bisa mendukung kegiatan festival itu. Kami waktu itu didukung dan disponsori juga dari bank-bank. Mereka ikut terlibat.”

Wartawan: Beberapa tahun sejak 2015 sudah terhenti festivalnya dikarenakan apa?.

Sekdis: “Karena ada program prioritas pengembangan yang harus kami dinas lakukan. Kami berharap pembinaan ini dapat kami lakukan dulu, sampai nanti sudah mantap pembinaannya, baru kami tuangkan dalam satu penyelenggaraan festival.

Beberapa wartawan saat berfoto bersama Sekretaris Dinas di ruang kerjanya.

Contohnya seperti 2 tahun berturut-turut, kami lebih fokus ke ekonomi kreatif, seperti Tenun Terfo. Bahan dasarnya itu benang seperti yang terpajang di dinding itu bisa dilihat. Kalau bahan aslinya itu dari Daun Nibun Hutan. Ini yang moderen dibuat dari bahan benang.

Jadi daunnya mama-mama asli Papua kita di Sarmi sini mereka ambil di hutan dan masak, lalu dikasih warna dengan bahan-bahan alami. Jadi dua tahun ini kami lebih fokus kepada kreatifitas masyarakat.

Nanti kalau kretifitas mereka baik itu membuat tenunan, noken dan lain sebagainya sampai kalau sudah bagus dapat pula meningkatkan perekonomian mereka, setelah itu baru satu dua tahun kita bisa menyelenggarakan festival.

Jadi dua tahun ini kami lebih fokus ke pemantapan hasil karya, pemantapan potensi, terus ada pembenahan di beberapa sektor. Di Sarmi juga kami punya 15 pulau. Jadi biasa dijuluki 5 suku 15 pulau di sini.”

Wartawan: Kami dengar dan ketahui Sarmi inikan biasa dikenal dengan nama kota Ombak. Apakah dengan ombak yang ada besar-besar di pantai Sarmi ini, dinas juga ada berencana untuk membuat wisata khusus olah raga berselancar ya?.

Sekdis: “Memang pernah ada beberapa tamu asing yang pernah datang, mereka melakukan wisata berselancar itu di daerah Wakde dan Kacebo. Di sana ombaknya memang mendukung sekali karena tinggi-tinggi dan besar ombaknya.

Sekarang ini juga seperti yang tadi sudah saya sampaikan, kami ada pembangunan destinasi-destinasi yang berada di dalam kota. Baru-baru memang kami sudah bangun. Di pulau-pulau itu juga ada. Ada Home Stage di sana, ada ruang atau tempat penyimpanan alat-alat Snorckling dan lain-lain.

Satu tahun terakhir ini kami fokus di pemantapan, tapi persoalannya ditambah lagi Covid-19 ini, membuat memang kami lebih fokus dan konsen dengan apa yang tadi sudah saya jelaskan.

Kemudian satu yang saya mau tambahkan, kami sangat bersyukur karena masyarakat juga sekarang sudah punya kesadaran wisata. Mereka buat dan kembangkan sendiri, potensi yang ada. Pemerintah daerah melalui kami Dinas Kebudayaan dan Pariwisata hanya tinggal membina dan melengkapi saja.”

Wartawan: Di Sarmi sendiri ada Sanggar-sanggar ya?.

Sekdis: “Iya, kami di Sarmi ada 32 Sanggar yang sudah tersertifikasi. Jadi waktu festival itu mereka diundang datang juga menampilkan baik kerajinan tangannya, tari-tarian, dan lain-lain. Mereka (Sanggar) juga mendapat Dana Pembinaan dari Pemda. Itu setelah kami turun melakukan monitoring.

Waktu pelaksaan festival itu selesai, kami langsung menyerahkan dana pembinaannya. Itu bervariasi, berkisar 7 sampai dengan 10 juta rupiah. Dana pembinaannya kami berikan pertahun.” By: •Jeffry/Jack, Michael feat Stevi Fun, Klaus, and Sharon Enembe.•📽📸📢.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *