Leki: “Syukur Bagi Tuhan, Kegiatan Monitoring Perizinan Di 5 Distrik, Tuntas Terlaksana”

Kabid Perizinan Terpadu DPM-PTSP kabupaten Puncak Jaya.

 

Mulia, Puncak JayaKD. Kepada Media kabardaerah.com kemarin siang, Leki Kogoya selaku Kepala Bidang Perizinan Terpadu menyampaikan rasa syukurnya atas kegiatan rutin OPD-nya yang tuntas dilakukan.

Aktivitas pemantauan/monitoring di lapangan terkait perizinan dari para pelaku usaha yang tersebar dan berada di beberapa distrik, seperti SIUP, SITU dan lain sebagainya, dari Senin 11 Oktober sampai dengan hari Kamis 14 Oktober 2021, selesai sudah dilaksanakan.

Berikut penuturan kepala bidang perizinan terpadu Leki Kogoya kepada wartawan media ini, seperti terurai jelas dalam tulisan what’sappnya Senin, 18 Oktober 2021 kemarin.

“Pada kesempatan ini saya sampaikan terima kasih kepada Bapak Bupati, dan juga kepada Bapak Kepala dinas kami di OPD DPM PTSP Puncak Jaya yang memberikan perintah tugas, mulai hari Senin sampai dengan hari Kamis kami akhirnya turun ke beberapa distrik.

Kami ada di sana (distrik), dalam rangka melakukan kunjungan kepada pegusaha-pegusaha yang ada di distrik Ilu dan beberapa distrik terdekat.

Kabid Perizinan {berdiri, jacket biru} sewaktu berada di lapangan, foto bersama warga yang dijumpai.

Di dinas yang baru ini saya memang harus menyesuaikan diri dengan kondisi dinas kami. Atas perintah Kepala Dinas, dengan senang hati dan bangga kami pun melaksanakan tugas pemerintahan ini.

Saya berharap dan berpikir ini harus jadi satu agenda penting di waktu-waktu mendatang, yaitu dengan kondisi yang sementara berjalan di instansi kami, agar semakin efisien dan efektif peran tupoksi OPD kami dengan semua pelaku usaha yang ada, demi PAD kita di Puncak Jaya.

“Yang saya mau uraikan tentang rentetan kegiatan lapangan kami, seperti ini;

1. Kami berangkat Atas Perintah Kepala Dinas. Berangkat dari dinas berdasarkan perintah dan dengan petunjuk kepala dinas sendiri, dan kami yang bertugas ke lapangan berjumlah 3 orang.

Masing-masing: Saya sendiri Leki kogoya sebagai Kepala Bidang pelayanan Perizinan, Jhoni Tabuni sebagai Bendahara penerimaan, dan Musye Weror. S.IP sebagai tenaga teknisi.

Syukur kami berangkat dari ibu kota kabupaten ke distrik ILu dan beberapa distrik lainnya aman saja, cuman di distrik Waenggi saja yang kami alami kendala di lapangan.

Kami ketemu orang dekat kali di sana, dan dia palang kami kemudian ditagih uang kepada kami. Dia minta harus diberikan uang 100 ribu baru bisa jalan.

Sangat disayangkan, ada pos keamanan dekat baru ada aksi palang-memalang kaya begitu. Yang jadi pertanyaan, sebenarnya pos pelayanan ini untuk apa?.

Kepala DPM-PTSP Puncak Jaya.

Kita himbaukan kepada masyarakat setempat, agar tidak boleh ada pajak tidak jelas di jalan kaya begitu. Dan juga kepala distrik di daerau itu yang di percayakan (Waenggi), harus tegas dan bertanggung jawab dengan kondisi distriknya, dan ini juga menjadi catatan penting bagi saudara Kadistrik yang baru di lantik.

2. Menginap di kantor distrik. Bersyukur kami tidur dengan aman di kantor distrik ditemani staf distrik sampai kami pulang. Satu kesan yang menjadi càtatan penting untuk distrik yang ada di Puncak jaya, yakni:

Himbauan kepala distrik harus disampaikan kepada pegusaha di distrik terkait, dengan pentingnya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan pentingnya pegurusan SITU-SIUP untuk menunjang pendapatan asli daerah itu sendiri.

Saya pribadi meskipun sebagai kepala bidang yang baru pertama kali melakukan kunjungan serta mengalami pengalaman perdana melakukan pendataan ini di lapangan, saya sangat merasa bersyukur sekali mendapat kepercayaan kadis atas kesempatan ini.

Kenapa?, karena saya akhirnya dàpat mendata semua Toko, Kios yang ada di distrik Ilu, distrik Nioga, distrik Gubume, dan distri Nume, dan saya pun akhirnya tahu betul siapa pemilik Toko dan Kios, dan saya juga tahu beràpa besaran atau total storan Pajak dari Wajib Pajak (WP), yang ada di beberapa distrik di ILu.

Saya juga bersyukur akhirnya bisa sampai di Batas Puncak Jaya (Wondame). Di sini, di daerah ini, wajib pajaknya adalah anak daerah rata-rata. Ini membanggakan kita OAP.” Ungkap Kabid Perizinan menuliskan kesan pengalamannya.

Selain dari kesan yang dirasakan seorang kabid Leki Kogoya atas pengalamannya itu, dia turut membeberkan kelakuan para pelaku usaha yang dijumpainya dalam monitoring tersebut. Berikut uraian kabid perizinan yang disampaikan menutup keterangannya.

“kendala dan tantangan dalam menghadapi Pengusaha yang saya lihat seperti ini;

1. Pegusaha kadang mereka bilang malas tahu dengan kondisi kepengurusan SITU-SIUP.
2. Menurut pegusaha, kalau tidak diurus suratnya, sama saja tidak ada dampak apa-apa. Maka sampai hari ini masih harus monitoring lagi yang belum membayar.

Karena jumlah yang belum membayar sekitar 40 % dari jumlah data yang kami pegang.
3. Dalam waktu minggu ini ada rencàna ketemu dengan Orang nomor satu di Puncak Jaya dalam rangka menyampaikan sejumlah hal, yang menjadi perhatian kita.

Agendanya salah satunya, yaitu soal Tehnisi Penggurusan SITU-SIUP di distrik, dengan melibatkan Tripika Yang ada di distrik . Juga kendala lainnya yang bakal kami laporkan ke Bupati agar menjadi perhatian kepala daerah.” Tutup Leki menerangkan.

 

Editor dan Pewarta📢: Jeffry/Jack~Pemred.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *