Sebulan Tak Kembalikan Spiker Siswa, Ortu Nando Bersuara Di Media

Foto: Orlando George Yauma, orang tua/ayah dari siswa Nando.

 

Laporan 📢: Hengky/Orlando
Edit & Posted by: Jeffry/Jack.

Sentani Kota Jayapura, KD. Informasi ini datang dari salah seorang wartawan media papuakabardaerah.com, yang notabene orang tua (Ortu) dari siswa SMK 3 Kotaraja Kota Jayapura, Papua, bernama Ferdinando Yauma.

Saat itu menurut keterangan Orlando George Yauma yang adalah ayah dari siswa Nando {nama panggilan}, pada akhir September 2023 yang lalu, dirinya sempat menitipkan alat elektronik berupa Spiker Bluetooth kepada anaknya agar ketika pulang sekolah nanti, diantarkan ke salah satu keponakannya di APO distrik Jayapura Utara, kota Jayapura.

Alih-alih mengharapkan alat pemutar musik itu bisa berhasil diserahkan ke tangan keponakannya sendiri, sampai dengan rillis berita inipun alat yang tersita oleh guru piket SMK 3 yang bertugas saat itu, masih juga belum dikembalikan hingga sekarang.

“Sudah satu bulan lebih Spiker Aktif Bluetooth saya itu belum dikembalikan sama sekali oleh guru piket yang bersangkutan. Mohon maaf saya belum bisa menyebutkan namanya dulu di sini.

Entah sudah hilang atau masih tersimpan di sekolah, sudah saya tanya ulang-ulang ke guru piket yang bersangkutan juga tidak ada jawaban yang memuaskan sama sekali.

Saya duga guru piket itu sudah kasih hilang barangnya, atau mungkin sudah dibawa ke rumahnya dan dikasih ke anaknya atau ke keluarganya, atau barangkali dijual.

Kenapa?, karena saya tanya terus tidak pernah dikasih jawaban yang pasti. Dia hanya bilang mau ganti barangnya, tapi sampai sekarang belum juga ada tanda-tanda mau diganti.

Waktu saya tanya guru piketnya, dia malah menyuruh saya tanya guru Wali Kelas 1 dari anak saya Ferdinando.

Anehnya, ketika saya tanya ke wali kelasnya sendiri, guru wali kelasnya justru bilang barang itu belum diserahkan ke tangannya. Lalu ke mana saja spiker saya itu guru piketnya simpan?.

Dan meskipun sudah saya beritahu kalau saya ini berprofesi sebagai seorang Wartawan, guru piket itu juga malah bilang kalau sekolah mereka juga ada punya wartawan.

Loh, apa kaitannya?, apa beliau mau ancam balik?. Saya kan minta barang saya dikembalikan saja.

Ya jika tidak mau dikembalikan, jangan marah dan jangan complain kalau persoalan ini saya angkat jadi berita di media online saya ini. Saya ini wartawan”, ucap Orlando dengan nada kesal.

Dalam berita berikut, orang tua siswa yang merasa dipermainkan atau dibohongi berulang-ulang oleh guru piket tersebut, berjanji akan kembali mengonfirmasi pimpinan sekolah (Kepsek) SMK 3, untuk mengekspos berita terkait dugaan alat pemutar musiknya yang tidak jelas pengembaliannya itu.

Orlando berharap pihak sekolah secara khusus guru piketnya yang sudah menahan barang tersebut karena sesuai peraturan sekolah, namun spiker itupun harus dikembalikan ke orang tua siswa, mengingat barang tersebut bukan milik pribadi guru piket, maupun sekolah.

“Saya akan berupaya ketemu kepala sekolah SMK 3 untuk melaporkan hal ini. Kalau merasa bukan punya milik pribadi barang tersebut, jangan ditahan lama-lama. Alat itupun bukan punya sekolah.

Lagian alat itu saya cuman titip sementara saja ke anak saya, untuk diserahkan nanti ke ponakan saya di APO selepas dia pulang sekolah nanti.

Segera kasih kembali saja, karena alat itu saya beli cukup mahal, untuk ukuran kami yang hidup sederhana ini.

Kalau sudah dikasih hilang atau dikasih ke siapa begitu, ya saya harap segera diganti saja, tidak boleh guru piketnya beralasan macam-macam atau mau menghindar dari saya.

Harus punya rasa tanggung jawablah sedikit, apalagi dia ini (guru piket, red) adalah seorang pendidik dan pengajar.

Semoga tidak sampai dua bulan Spiker Bluetooth saya itu bisa segera dikembalikan ke tangan saya”, ungkap Orlando sangat berharap.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *