Prihatin Kasus Intan Jaya, Jubir JDP Serukan “Dialog” Untuk Akhiri Konflik Sosial Politik Di Tanah Papua

YAN CHRISTIAN WARINUSSY dengan Backround gambar Peta kabupaten Intan Jaya {foto kombinasi by JJRW, 21/01/23}.

Intan Jaya, Papua Tengah, KD. Jaringan Damai Papua (JDP) sangat prihatin dan menyesalkan masih terjadinya konflik sosial politik di Tanah Papua.

Utamanya konflik yang terjadi di wilayah kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah hingga di awal Tahun Baru 2024 ini, secara khusus peristiwa penyerangan KKB pada siang hari di kampung Mamba, Distrik Sugapa.

Peristiwa yang terjadi hari Sabtu, 20 Januari 2024 sekitar siang hari berupa adanya pembakaran beberapa rumah di kampung Mamba dan penyerangan Pos TNI, sesungguhnya turut sangat disesalkan JDP.

Apalagi, tutur Warinussy tadi malam pukul 20:28 WIT (19/01), ada peristiwa di mana diduga kuat seorang ibu bernama Apriana Sani di kampung Jogasiga kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah, mengalami luka tembak serius dan mengenai lengan bawah dari tangannya sebelah kiri.

“Sebagai Juru Bicara (Jubir) JDP kami sangat menyesalkan tindakan tersebut. Siapapun pelakunya, mesti dapat ditangkap dan dibawa untuk mempertanggungjawabkan segenap perbuatan biadabnya tersebut, di depan Pengadilan yang berwenang menurut hukum”, ucap Yan Christian Warinussy merasa sangat menyesali aksi tak berperikemanusiaan itu.

Sambungnya, JDP senantiasa memberikan usul dan saran terbaik kepada semua pihak yang terlibat konflik bersenjata di Tanah Papua, baik dari TNI dan Polri maupun Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang seringkali dilabeli kata separatis, untuk supaya segera menyudahi pertempuran bersenjata dan atau konflik kekerasan bersenjata di Tanah Papua.

“Konflik bersenjata itu harus ditiadakan demi kemanusiaan dan demi terlindunginya hak asasi manusia (HAM) warga negara Indonesia, termasuk siapa pun yang berada di atas Tanah Papua, secara khusus di Intan Jaya.

JDP cenderung berpandangan bahwa penyelesaian konflik bersenjata di Tanah Papua hanya dapat diselesaikan secara damai melalui jalan “DIALOG” dan atau negosiasi antar para pihak yang bertikai, termasuk Negara Republik Indonesia”, ungkap Warinussy memberi pandangan.

Menurut JDP kepada media online nasional kabardaerah.com tadi malam dalam rillis tulisannya itu, bahwa konflik sosial tersebut mesti diselesaikan antar negara {NKRI} dan TPNPB.

Penyematan label Kelompok Kriminal Separatis  Teroris (KKST) ataupun Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau apapun itu bilang Christian, justru tidak memberi sinyal baik bagi penyelesaian konflik bersenjata di atas Bumi Cenderawasih, tetapi justru sebaliknya.

“Mengakhiri konflik bersenjata melalui percakapan dengan penuh kerendahan hati dan bernuansa damai, amat mendesak dan sangat dibutuhkan saat ini.

Bukan saja oleh para pihak yang bertikai di wilayah Pegunungan Tengah Tanah Papua, namun juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat sipil di Tanah Papua, khususnya di sekitar kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah.

Dengan demikian sehingga akan menyudahi konflik bersenjata itu. Dan hanya dengan “DIALOG”, adalah jalan tengah yang senantiasa menjadi harapan banyak pihak, termasuk Jaringan Damai Papua (JDP), tutup Yan memberi harapan dan masukan bagi penyelesaian konflik Sosial Politik yang sampai hari ini masih saja terjadi di atas Tanah Papua. 📢: Jeffry/Jack~Pemred.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *